Menjelajahi Sisi Sakral Borneo, Destinasi Spiritual Kalimantan yang Wajib Izin Adat
- https://wisato.id/wisata-alam/cerita-pesona-lereng-pegunungan-meratus-yang-menawan/
Batu dan Sungai Keramat
Tidak hanya di daratan, kesakralan juga meliputi perairan dan formasi batuan alami. Beberapa bagian sungai atau riam dianggap keramat dan dijaga oleh roh leluhur, seperti kawasan Sungai Keramat di Ketapang atau Batu Loang Injuluan Pulau Keladi di Kapuas Hulu. Tempat-tempat ini sering digunakan sebagai lokasi ritual syukur atau nazar. Bagi pengunjung, pantangan di sini sangat jelas: dilarang mengambil ikan, berburu, atau mencemari air. Kunjungan harus seizin juru kunci atau Temenggung setempat. Melanggar larangan ini diyakini akan mendatangkan bala atau kesulitan, tidak hanya bagi pelakunya tetapi juga bagi komunitas adat.
Konsekuensi Pelanggaran dan Kearifan Lokal
Kewajiban melapor dan mematuhi pantangan adat adalah manifestasi dari kearifan lokal yang bertujuan menjaga keseimbangan antara manusia dan alam (cosmic balance). Jika wisatawan melanggar aturan, komunitas adat memiliki mekanisme Hukum Adat untuk menyelesaikan perkara tersebut. Sanksi adat bisa berupa denda (sanksi) dengan hewan ternak (seperti babi atau ayam) atau emas, dan pelaku wajib melakukan upacara penyucian untuk mengembalikan keharmonisan spiritual. Oleh karena itu, mengunjungi destinasi sakral di Kalimantan adalah kesempatan langka untuk berinteraksi dengan budaya yang otentik, namun memerlukan komitmen penuh untuk bertindak sebagai tamu yang menghormati dan menghargai tuan rumah.