Hoaks Ancaman Nyata, Pemuda Jadi Garda Terdepan di Lombok Utara

Diskusi publik, Peran Aktif Pemuda dalam Menangkal Hoaks
Sumber :
  • Moh Helmi/ VIVA Bali

Lombok Utara, VIVA Bali –Puluhan pemuda dan pelajar yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (DPC HIMMAH NWDI) Kabupaten Lombok Utara menggelar diskusi publik bertajuk “Peran Aktif Pemuda dalam Menangkal Hoaks demi Terciptanya Keamanan dan Ketertiban di Kabupaten Lombok Utara”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Camat Kayangan dan dihadiri berbagai elemen, termasuk akademisi dan instansi pemerintah, Selasa, 20 Mei 2025.

Kafe Tuak Tuai Polemik, Ketua ISNWDI Serukan Klarifikasi

Ketua Umum DPC HIMMAH NWDI Lombok Utara, Dayut Nanawi, menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam memerangi penyebaran informasi palsu.

“Sebagai anak muda, kita memiliki peran strategis. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam menangkal berita hoaks yang muncul di tengah masyarakat agar tidak memicu hal-hal negatif,” tegas Dayut dalam sambutannya.

Pemda Lombok Tengah Diminta Tegas Atasi Maraknya Bangunan Villa Ilegal di Kawasan Mandalika

Ia menambahkan bahwa hoaks kerap menjadi sumber kesalahpahaman dan konflik sosial.

“Kesalahpahaman biasanya berujung pada konflik fisik atau kericuhan, dan salah satu pemicunya adalah berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” jelasnya.

Penerbangan di Bandara Lombok Tidak Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki

Diskusi ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lombok Utara, Khairil Anwar. Ia menyatakan komitmennya untuk meningkatkan edukasi literasi digital di kalangan pelajar.

“Kami akan lebih memasifkan edukasi dan literasi digital ke sekolah-sekolah di KLU. Ini penting karena hoaks dapat menimbulkan konsekuensi hukum, dan hal ini juga ditegaskan dalam ajaran agama yang melarang menyebarkan fitnah,” ujar Khairil.

Sementara itu, Kepala Bidang Kerawanan dan Keamanan Penanganan Konflik Kesbangpol KLU, Suhadman, menyoroti potensi bahaya dari ujaran kebencian yang kerap menyertai hoaks.“Berita palsu dan ujaran kebencian bisa memicu konflik nyata, bahkan tindakan anarkis seperti vandalisme. Karena itu, kami akan memperkuat sinergi pengawasan lintas sektor sebagai bentuk mitigasi dini,” ujarnya.

Camat Kayangan, Siti Rukaiyah, turut menyampaikan imbauan agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

“Mari kita jaga wilayah kita bersama-sama. Jika menerima informasi yang belum jelas kebenarannya, jangan langsung percaya. Saring dulu sebelum membagikan,” imbaunya kepada peserta diskusi.

Dosen Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor, M. Ari Firdaus, turut memberikan pandangan akademis terkait pola penyebaran informasi di era digital.

“Ruang digital yang begitu luas dapat mengubah opini publik dengan cepat. Sayangnya, saat ini lebih banyak konten yang mengandalkan emosi daripada fakta. Pemerintah dan masyarakat harus cepat merespons ini,” terangnya.