Diskriminasi WNA Gegara Bawa Anjing di Pantai Lawata Kota Bima, Oknum ASN Pemandu Wisata Dicopot

Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, M Natsir
Sumber :
  • Juwair/ VIVA Bali

Kota Bima, VIVA Bali –Buntut diskriminasi Warga Negara Asing (WNA) di Pantai Lawata, Pemerintah Kota Bima, NTB akhirnya memberikan sanksi tegas terhadap oknum ASN petugas wisata insial SH. Sanksi itu berupa pencopotan sebagai pemandu wisata di Pantai Lawata. 

Kelurahan Nitu Kota Bima Akhirnya Terjangkau Jaringan Internet

"Yang bersangkutan sudah kami tarik sebagai staf di kantor Dinas Pariwisata. Dia tidak lagi ditugaskan sebagai tour guide atau pemandu wisata di Pantai Lawata," tegas Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, M Natsir pada Bali.Viva.co.id Kamis, 26 Juni 2025.

Kebijakan itu kata Natsir, sebagai bentuk keseriusan Pemkot Bima bahwa tidak ada toleransi bagi pegawai yang melanggar aturan. Apalagi Pantai Lawata salah satu ikon Kota Bima.

Kendaraan Menuju Pelabuhan Gilimanuk Terjebak Antrian Panjang, Sopir Keluhkan Pelayanan Penyebrangan

"Persoalan ini jadi perhatian serius kami. Saya juga sudah membahas ini dengan pak Wali Kota Bima," jelas mantan akademisi ini.

Diskriminasi WNA di Pantai Lawata Kota Bima beberapa waktu lalu disorot banyak pihak. Pasalnya, WNA tersebut dibentak oknum pemandu wisata gegara membawa anjing peliharaan ke Pantai Lawata. 

Warga Nitu Kota Bima Akhirnya Bisa Nikmati Internet

 

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, M Natsir menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan wisatawan asing tersebut.

"Saya minta maaf atas ketidaknyamanannya ini. Saya sudah panggil pemandu wisata tersebut untuk klarifikasi," kata Natsir belum lama ini. 

Natsir mengaku, petugas wisata Pantai Lawata memang menegur WNA tersebut karena membawa anjing peliharaan. Tindakan itu semata-mata bukan atas dasar kebencian atau hal lain, tapi murni untuk kenyamanan pengunjung lain.

"Pemkot saat ini memang sedang fokus menggagas wisata halal di Kota Bima. Sehingga ada beberapa tempat tertentu yang memang dilarang untuk keberadaan anjing. Yang jelas persoalan ini jadi bahan evaluasi kami ke depan," ujarnya.