Cuaca Panas dan Gaya Hidup Buruk Picu Panas Dalam, Begini Cara Mengatasinya
- Freepik.com/jcomp https://www.freepik.com/free-photo/sick-woman-with-cough-throat-infection-bed-covering-his-face-while-coughing_13807877.htm
Lifestyle, VIVA Bali –Panas dalam merupakan keluhan yang sangat umum di Indonesia. Namun secara medis, istilah panas dalam belum memiliki definisi resmi.
Gejala yang ditimbulkannya pun beragam, mulai dari tenggorokan kering hingga sariawan, sehingga sulit untuk diklasifikasikan sebagai satu penyakit spesifik.
Dikutip dari Jakarta Globe, menurut Dr. Laurentius Aswin Pramono, seorang dokter penyakit dalam dari Rumah Sakit Carolus Jakarta, panas dalam dalam istilah medis mirip dengan flu musiman.
"Istilah 'panas dalam' merujuk pada sekelompok gejala yang tidak spesifik, yang biasanya disebabkan oleh cuaca ekstrem dan perubahan suhu yang drastis," kata Dr. Laurentius Aswin Pramono,dalam sebuah acara talk show Jakarta, Senin (02/10/2017).
Gejala-gejala Panas Dalam
Gejala panas dalam bisa berkaitan dengan berbagai kondisi medis, seperti:
- Iritasi saluran pernapasan dan mulut, yang bisa disebabkan oleh polusi, makanan pedas atau asam, dan paparan asap rokok.
- Radang tenggorokan, biasanya akibat infeksi virus atau bakteri, dan sering disertai demam, batuk, dan rasa lelah.
- Naiknya asam lambung, yang menyebabkan sensasi terbakar di dada dan rasa tidak nyaman di tenggorokan.
- Gangguan pencernaan, yang juga bisa menimbulkan rasa panas dalam tubuh akibat peradangan di lambung atau usus.
Cara Mengatasi Panas Dalam
Untuk mengatasi panas dalam, langkah pertama yang disarankan adalah memperbanyak minum air putih.
Asupan cairan yang cukup dapat membantu meringankan hampir semua gejalanya. Namun, jika kondisi memburuk seperti demam tinggi, tubuh lemas, atau batuk berdahak sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Pencegahan juga penting, terutama saat musim kemarau atau peralihan musim. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Konsumsi buah dan sayur, terutama yang kaya vitamin dan tinggi kandungan air, seperti semangka, pepaya, dan mentimun.
- Hindari makanan pemicu iritasi, seperti makanan pedas, berminyak, dan bersantan.
- Cukupi kebutuhan cairan tubuh, minimal delapan gelas air per hari, dan pertimbangkan untuk minum larutan mineral seperti gypsum fibrosum dan calcitum, yang diyakini dapat membantu mengurangi panas dalam.
Selain itu, penting untuk menjaga daya tahan tubuh dengan olahraga rutin, tidur cukup, dan mengenakan pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca. Imunisasi juga bisa menjadi upaya pencegahan tambahan.