Sampah Organik Tak Lagi Masalah dengan Kompos dan Maggot
- https://www.menlhk.go.id/news/klhk-ajak-masyarakat-kelola-sampah-organik-jadi-kompos/
Lifestryle, VIVA Bali – Jakarta
Sampah organik, terutama sisa makanan dan dedaunan, menjadi penyumbang utama volume sampah rumah tangga dan emisi gas rumah kaca di Indonesia. Pemerintah memprioritaskan pengelolaan organik sebagai bagian dari strategi ekonomi sirkular dan mitigasi perubahan iklim.
Komposasi Sampah Organik
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2022, total timbulan sampah nasional mencapai 68,7 juta ton per tahun, dengan sisa makanan menyumbang 41,27 % dan sebagian besar berasal dari rumah tangga (38,28 %). Bila tidak dikelola dengan benar, sampah organik menghasilkan metana — gas rumah kaca yang jauh lebih kuat dibanding karbon dioksida.
Kompos: Solusi Ekonomi Sirkular
Menteri LHK Siti Nurbaya menyoroti metode kompos sebagai solusi mudah dan efektif untuk mengubah sampah rumah tangga menjadi pupuk bernilai ekonomis. Ia menyebutkan:
“Kompos itu mudah dan bermanfaat, jangan takut untuk mulai mengompos … Jika seluruh masyarakat Indonesia melakukan pengomposan sampah organik sisa makanan setiap tahunnya secara mandiri di rumah, maka 10,92 juta ton sampah organik tidak dibawa ke TPA, dan dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 6,834 juta ton CO₂eq.”
Gerakan Nasional “Kompos Satu Negeri”
Salah satu instrumen nasional adalah kampanye Compost Day – Kompos Satu Negeri yang diluncurkan saat Hari Peduli Sampah Nasional. Acara ini melibatkan masyarakat hingga tingkat desa untuk serentak mengompos, sebagai wujud dari paradigma baru “kelola sampah dari sumbernya”.
Teknologi dan Biokonversi
Pemerintah juga mengembangkan teknologi revolusioner melalui:
- Biokonversi maggot (larva lalat tentara hitam) pada skala rumah tangga hingga TPS 3R untuk mengolah sampah organik menjadi pakan ternak dan kompos.
- Plasma biokonversi di program WE CARE, yang diinisiasi Kemenkeu bersama KLHK, untuk mengoptimalkan pengolahan organik dengan teknologi ramah lingkungan.
Terget Zero Waste Zero Emission
KLHK telah menetapkan rencana aksi bertahap menuju Zero Waste Zero Emission, termasuk:
- Komposting sejak sumber (rumah tangga)
- Penghentian penimbunan terbuka di TPA sejak 2031
- Optimalisasi teknologi seperti PLTSa, RDF, biodigester, dan biokonversi maggot hingga 2040.