5 Kebiasaan Sepele yang Diam-Diam Bikin Emosimu Meledak Setiap Hari

Ilustrasi saat emosi seseorang tidak terkendali
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/desperate-stylish-teenager-posing-against-white-wall_11133991.htm

Kesehatan, VIVA Bali – Pernah merasa marah, menangis, atau sedih secara berlebihan tanpa alasan yang jelas? Bisa jadi kamu sedang mengalami emosi yang tidak stabil. Emosi tak terkontrol bukan hanya membuat hubungan sosial jadi renggang, tapi juga dapat mengganggu kesehatan mental secara keseluruhan.

5 Fakta Mengejutkan Otak Kiri-Kanan yang Bikin Kamu Berani Gali Potensi

 

Menariknya, dilansir dari Halodoc.com, kondisi ini sering kali disebabkan oleh hal-hal sederhana yang jarang disadari dalam kehidupan sehari-hari. Inilah 5 penyebab utama emosi mudah meledak yang perlu kamu waspadai.

NASA Ungkap Tanaman Ini Cegah Kanker dari Rumah

 

1. Kurang Tidur Mengganggu Keseimbangan Emosi

 

Bahaya Minum Jus Jeruk di Pagi Hari, Kata Profesor Harvard

Kurangnya waktu tidur memengaruhi keseimbangan kimia otak, seperti serotonin dan dopamin, yang berperan besar dalam mengatur emosi. Ketika tubuh kelelahan, kemampuan otak untuk mengontrol respons emosional akan menurun drastis.

 

Inilah sebabnya orang yang kurang istirahat lebih mudah tersinggung, marah, bahkan menangis karena hal sepele. Tidur cukup bukan hanya untuk fisik, tapi juga penting untuk menjaga kesehatan mental.

 

2. Pola Makan Tidak Sehat Memengaruhi Suasana Hati

 

Makanan tinggi gula dan lemak bisa memberikan rasa senang sesaat, tapi setelahnya bisa menyebabkan suasana hati jatuh drastis. Perubahan kadar gula darah yang tiba-tiba membuat tubuh dan pikiran menjadi tidak stabil.

 

Akibatnya, kamu bisa menjadi lebih mudah gelisah, lebih sensitif secara emosional, dan kesulitan menjaga ketenangan pikiran. Makanan bukan hanya pengisi energi, tapi juga berdampak langsung pada kestabilan emosi.

 

3. Gangguan Medis Dapat Menyebabkan Emosi Tidak Stabil

 

Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan emosi tidak terkendali. Di antaranya adalah depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, sindrom pramenstruasi (PMS), hingga penyakit Alzheimer.

 

Berbagai gangguan tersebut dapat memengaruhi cara kerja otak dalam memproses serta merespons emosi, sehingga berdampak langsung pada kontrol emosi dan kesehatan mental.

 

Jika kamu merasa perubahan suasana hatimu ekstrem, tidak konsisten, atau tidak bisa dijelaskan secara logis, sebaiknya segera konsultasi ke profesional medis untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

4. Stres Berkepanjangan Melemahkan Kontrol Emosi

 

Tekanan dari pekerjaan, masalah keluarga, hingga persoalan keuangan bisa menjadi beban emosional yang terus menumpuk. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan tubuh dan pikiran terus berada dalam kondisi siaga tinggi atau mode “fight or flight”.

 

Akibatnya, kamu menjadi lebih mudah tersulut emosi bahkan oleh hal-hal kecil. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu gangguan mental seperti kecemasan dan depresi, serta mengganggu keseimbangan emosi secara keseluruhan.

 

5. Kurangnya Dukungan Sosial Menambah Beban Emosional

 

Kesepian bukan hanya masalah perasaan. Kurangnya dukungan sosial bisa meningkatkan risiko tekanan emosional, membuat seseorang merasa terisolasi dan mudah frustrasi.

 

Sebaliknya, memiliki dukungan sosial dari orang-orang terdekat yang bisa diajak bicara sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan membantu mempertahankan keseimbangan emosi dalam jangka panjang.

 

Evaluasi rutinitas harianmu. bisa jadi, ledakan emosi berasal dari kebiasaan sepele yang tidak kamu sadari.