Dampak Psikologis Anak Akibat Sering Menonton Film Horor

Seorang anak yang diajak nonton film horror oleh orang tuanya
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/keluarga-asia-menonton-film-horor-di-bioskop-modern-ketakutan-dan-menutupi-mata-gm1645408871-533639229

Lifestyle, VIVA Bali – Menonton film horor, terutama pada usia muda, dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan pada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ketidakmampuan anak untuk membedakan antara fiksi dan kenyataan, serta sistem saraf mereka yang masih berkembang.

Apakah Yoga Bisa Membakar Lemak Seperti Kardio?

Berikut adalah beberapa dampak psikologis yang umum terjadi pada anak akibat sering menonton film horor, berdasarkan sumber-sumber dari website luar negeri:

1. Gangguan Tidur dan Mimpi Buruk: Gambar-gambar menakutkan dan alur cerita yang mengganggu dalam film horor dapat mengacaukan rasa aman anak, terutama menjelang waktu tidur. Hal ini seringkali menyebabkan mimpi buruk, teror malam (night terrors), atau bahkan penolakan untuk tidur sama sekali. Anak-anak mungkin merasa takut kegelapan atau membayangkan hal-hal menakutkan di kamar mereka.

Ibu Hamil Sebaiknya Mengonsumsi Kacang-Kacangan Ini!

2. Kecemasan dan Ketakutan yang Berlangsung Lama: Paparan terhadap konten yang menakutkan dapat menimbulkan kecemasan yang berkepanjangan pada anak. Bahkan jika anak tidak tampak ketakutan pada saat menonton, konten horor dapat menetap di alam bawah sadar dan muncul di kemudian hari sebagai kecemasan umum, fobia (misalnya, fobia kegelapan, fobia terhadap makhluk tertentu), atau hipervigilansi (selalu waspada terhadap ancaman).

3. Distorsi Pemahaman Realitas: Film horor seringkali mencampurkan situasi kehidupan nyata dengan elemen paranormal atau kekerasan. Hal ini dapat membingungkan anak-anak dan membentuk cara mereka memahami bahaya, hubungan, dan keamanan di dunia nyata. Anak-anak yang lebih muda mungkin kesulitan membedakan bahwa monster atau kejadian menakutkan di film tidak nyata.

Bayaran Fantastis, Ini Deretan Aktor Korea dengan Gaji Selangit Per Episode

4. Kesulitan Regulasi Emosi: Film-film menakutkan dapat merangsang sistem saraf secara berlebihan. Bagi seorang anak, ini bisa berarti perubahan suasana hati, mudah tersinggung, atau menarik diri, terutama jika mereka tidak mendapatkan bantuan untuk memproses apa yang mereka lihat. Mereka mungkin tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan ketakutan mereka, sehingga menunjukkan perilaku seperti menjadi lebih manja, menghindari tidur, atau menolak sendirian.

5. Peningkatan Agresi dan Desensitisasi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan berulang terhadap kekerasan dalam media, termasuk film horor, dapat menyebabkan perilaku agresif pada anak. Mereka mungkin menjadi kurang sensitif terhadap penderitaan manusia dan cenderung mengadopsi perilaku berisiko atau berbahaya. Humor yang dicampur dengan kekerasan juga dapat membuat anak kurang peka terhadap dampak buruk kekerasan.

Halaman Selanjutnya
img_title