Melihat Lebih Dekat Taman Budaya Bali Sebagai Pentas Seniman Pulau Dewata
- https://www.denpasarkota.go.id/wisata/bali-art-center-denpasar
Wisata, VIVA Bali – Bali memiliki pusat kesenian yang menjadi jantung pelestarian dan pengembangan budaya tradisional, yaitu Taman Budaya Bali atau Bali Art Center Denpasar. Kompleks budaya ini berdiri atas gagasan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, mantan Gubernur Bali pertama sekaligus Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1969. Ide pembangunan taman budaya ini lahir dari keinginan kuat untuk melestarikan dan mengembangkan seni serta budaya Bali yang kaya dan beragam yang dilansir dari denpasarkota.go.id dan indonesiakaya.com.
Taman Budaya Bali menempati lahan seluas kurang lebih 5 hektar di Denpasar dengan arsitektur tradisional Bali yang kokoh dan estetis. Kompleks ini dirancang dengan matang dan mengadopsi filosofi Gunung Mandara Giri, yang tercermin dalam penamaan gedung-gedung di dalamnya. Pembangunan taman budaya ini awalnya dikenal dengan nama “Werdhi Budaya” yang berarti pusat kesenian atau art centre (indonesiakaya.com).
Kompleks Taman Budaya Bali dilansir dari denpasarkota.go.id, terdiri dari beberapa zona bangunan yang memiliki fungsi berbeda, antara lain:
1. Komplek bangunan suci yang meliputi Pura Taman Beji, Bale Selonding, dan Bale Pepaosan.
2. Komplek bangunan tenang seperti Perpustakaan Widya Kusuma yang menyimpan koleksi buku sejarah Bali.
3. Komplek bangunan setengah ramai yang terdiri dari Studio Patung, Gedung Pameran Mahudara, Gedung Kriya, Wisma Seni, dan Wantilan sebagai ruang pameran seni.
4. Komplek bangunan ramai yang meliputi Panggung terbuka Ardha Candra dan Panggung tertutup Ksirarnawa, keduanya terletak di sisi selatan sungai dan menjadi pusat pertunjukan seni besar.
Gedung utama di kompleks ini adalah Ksirarnawa, yang berarti “lautan susu” dalam bahasa Sansekerta. Gedung dua lantai ini memiliki kapasitas hingga 525 penonton dan menjadi tempat utama berbagai pertunjukan seni. Di seberang Ksirarnawa terdapat Ardhacandra, panggung terbuka berbentuk setengah lingkaran bulan yang mampu menampung sekitar 7.000 penonton. Ardhacandra sering digunakan untuk pertunjukan teater, drama gong, dan pertunjukan kolosal Bali (indonesiakaya.com).
Selain itu, Taman Budaya Bali juga menyediakan ruang pertunjukan berskala lebih kecil seperti Kalangan Angsoka dan Ayodya, yang biasa digunakan oleh mahasiswa dan komunitas seni untuk pementasan tari, musik, dan teater. Kompleks ini juga menyimpan koleksi benda seni khas Bali seperti patung, topeng, lukisan, dan gamelan Bali yang menjadi sumber inspirasi dan edukasi bagi para seniman dan pengunjung (indonesiakaya.com).
Salah satu acara tahunan yang paling dinanti di Taman Budaya Bali adalah Pesta Kesenian Bali (PKB), yang biasanya digelar pada pertengahan Juni hingga Juli bertepatan dengan liburan sekolah. PKB menampilkan beragam pagelaran seni tradisional dan modern, mulai dari Joged Bung-bung, Tari Bondres, wayang, seni tabuh, hingga kreasi baru dari duta seni seluruh kabupaten di Bali dan mancanegara. Selain pertunjukan, pengunjung dapat menikmati pameran seni rupa, kerajinan emas dan perak, kain batik, serta produk kearifan lokal dengan harga terjangkau. Menariknya, pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk saat menikmati berbagai kesenian di sini (denpasarkota.go.id).
Taman Budaya Bali Denpasar tidak hanya menjadi pusat pelestarian dan pengembangan seni tradisional Bali, tetapi juga menjadi destinasi wisata budaya yang memberikan pengalaman edukatif dan hiburan bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. Dengan berbagai fasilitas dan program seni yang terus dikembangkan, Taman Budaya Bali menjadi simbol kekayaan budaya Pulau Dewata yang terus hidup dan berkembang di era modern.