Korban Banjir Bandang Satu Keluarga di Mengwitani, Badung Belum Ditemukan
- Dok. Humas SAR Denpasar/ VIVA Bali
Denpasar, VIVA Bali –Upaya pencarian korban banjir bandang dan tanah longsor tiga orang yang masih satu keluarga di Perumahan Permata Residence, Mengwitani, Kabupaten Badung, masih dilakukan tim SAR gabungan.
Namun hingga Rabu, 17 September 2025, pencarian belum membuahkan hasil.
Ketiga korban yakni pasangan suami istri Rio Hatnar Boelan, Dewi ratna Soenajo, serta anak lelaki bernama Rievere Timothy George Wicaksono.
Menurut Koordinator Tim Rescue Basarnas Denpasar, Dudy Librana menjelaskan, pencarian difokuskan dengan menyisir aliran Sungai Desa Kaba-Kaba di Tabanan.
Dua SAR Rescue Unit (SRU) diturunkan. Tim 1 menyisir area di bawah jembatan Kaba-Kaba sambil membersihkan material banjir yang tersangkut, sementara tim 2 bergerak dari Kaba-Kaba menuju Greenlot, Tabanan.
“Banyak material banjir yang menumpuk di bawah jembatan. Ini cukup menyulitkan pencarian,” kata Dudy dalam rilis yang diterima Bali.viva.co.id.
Pembersihan juga dilakukan tim pencari secara manual, karena kemungkinan korban tersangkut di antara tumpukan material yang ada di sungai.
Basarnas juga telah berkoordinasi dengan Kodim 1619 Tabanan dan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk menurunkan alat berat agar proses pembersihan cepat dilakukan.
“Koordinasi sudah dilakukan, alat berat diupayakan untuk bisa diturunkan,” ujar Koordinator Tim Rescue.
Pencarian sepanjang hari ini hasilnya masih nihil. Keluarga korban dan sejumlah relawan juga ikut terlibat untuk mencari korban yang masih hilang.
Pencarian korban masih akan dilanjutkan Kamis, 18 September 2025 di hari ke 7 pencarian.
Sementara itu, untuk operasi SAR pencarian korban banjir di Denpasar, telah dihentikan setelah dilakukan selama 7 hari dengan satu korban hilang bernama Made Suwitri belum ditemukan.
Penghentian operasi SAR di denpasar telah disepakati melalui pertemuan rapat dan evaluasi yang dihadiri tim gabungan, terdiri atas Basarnas, Polda Bali, BPBD hingga relawan.
Sementara apabila dikemudian hari ada tanda-tanda informasi keberadaan korban, maka pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan dapat dibuka kembali.
Sampai saat ini, jumlah korban jiwa banjir di Bali mencapai 18 orang, 4 orang masih dinyatakan hilang.
Lebih dari 6.300 KK yang terdampak. Akibat banjir ini juga menimbulkan kerugian materiil mencakup 520 fasilitas umum rusak, 3 jembatan putus, 23 titik jalan rusak, 82 tembok jebol dan 194 rumah rusak.
Sementara di Denpasar ada kerusakan sebanyak 474 fasilitas umum rusak, sementara Kabupaten Jembrana paling terdampak pada rumah warga dan infrastruktur jalan. Di Kabupaten Karangasem, 1 jembatan dilaporkan putus, 47 rumah rusak, serta 14 bendungan terdampak.