Harga Beras Terus Melejit, Mentan Amran Malah Klaim Produksi Surplus 3,7 Juta Ton

Mentan Amran Pastikan Surplus Beras Oktober
Sumber :
  • https://makassar.antaranews.com/berita/565153/mentan-amran-sulaiman-copot-jabatan-3-pegawai-kementan-karena-korupsi

Jakarta, VIVA BaliHarga beras makin mencekik dompet rakyat, tapi Mentan Andi Amran Sulaiman justru mengklaim produksi surplus 3,7 juta ton. 

Di tengah harga beras yang terus merangkak naik di sejumlah daerah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa produksi beras nasional masih dalam kondisi aman. 

Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi beras hingga Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton. 

Angka ini lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang hanya sekitar 28 juta ton.

“Dengan demikian, Indonesia mencatat surplus 3,7 juta ton. Menurut BPS, capaian ini lebih tinggi dibanding 2024 serta menunjukkan tren positif yang diyakini akan terus berlanjut hingga akhir tahun,” ujar Mentan dalam keterangannya. Kamis, 4 September 2025.

Berdasarkan perhitungan BPS, kebutuhan konsumsi beras nasional hingga Oktober 2025 berada di kisaran 27,3 juta ton. 

Dengan produksi 31,04 juta ton, berarti ada kelebihan stok sebesar 3,7 juta ton yang bisa menutup kebutuhan nasional.

Mentan Amran menegaskan surplus tersebut bukan sekadar angka, melainkan hasil nyata kerja keras petani serta implementasi program strategis pemerintah. 

“Hasil oplah, cetak sawah, perbaikan irigasi, dan program lainnya sudah membuahkan hasil. Sampai hari ini, ada peningkatan 3,7 juta ton sesuai data BPS,” jelas Mentan Amran.

Meski pemerintah mencatat surplus produksi, harga beras di pasar tradisional hingga ritel modern masih terpantau tinggi. 

Sejumlah daerah bahkan mencatat harga beras premium tembus di atas Rp17 ribu per kilogram.

Fenomena ini membuat publik bertanya-tanya mengapa harga tetap naik meski produksi surplus. 

Menanggapi hal tersebut, Mentan menegaskan bahwa persoalan harga lebih dipengaruhi faktor distribusi, pasokan di pasar, serta rantai dagang.

“Alhamdulillah produksi beras kita aman. Ketahanan pangan cukup aman. (Proyeksi) produksi kita 31,04 juta ton hingga Oktober. Artinya ketersediaan beras nasional terjamin, tinggal bagaimana kita mengatur distribusinya,” terang Amran.

Mentan menyebut tren peningkatan produksi beras tahun ini menjadi sinyal positif bagi ketahanan pangan nasional. 

Tahun lalu, produksi beras secara tahunan hanya mencapai 30 juta ton.

Sementara pada 2025, estimasi pemerintah bisa tembus 34 juta ton, bahkan menurut prediksi FAO (Food and Agriculture Organization) bisa mencapai 35 juta ton.

“Tahun lalu pada bulan Oktober produksi hanya 28 juta ton, tahun ini sudah 31,04 juta ton. Estimasi akhir tahun bisa 34 juta ton. Ini capaian besar, sekaligus menunjukkan kerja keras petani Indonesia yang luar biasa,” tambah Amran.

Amran juga menekankan bahwa capaian surplus produksi ini akan mengurangi ketergantungan pada impor beras sepanjang 2025. 

Menurut Mentan, peningkatan produksi domestik menjadi bukti ketahanan pangan Indonesia semakin kokoh.

“Petani kita mampu menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan kondisi produksi yang meningkat signifikan, kita optimistis tidak perlu bergantung pada impor,” tegas Amran.

Pemerintah berharap surplus 3,7 juta ton beras ini mampu menjaga stabilitas pangan nasional, meski harga di pasar masih tinggi. 

Mentan memastikan koordinasi lintas kementerian dan lembaga terus dilakukan agar surplus produksi benar-benar bisa dirasakan masyarakat lewat harga beras yang lebih terjangkau.