Limbah Plastik Impor Menjadi Bahan Bakar Pabrik Makanan di Indonesia
- https://www.theguardian.com/global-development/2025/may/10/tofu-plastic-indonesia#img-1
Menurut Biro Statistik Indonesia (BPS), orang Indonesia mengonsumsi rata-rata 8 kg tahu per orang setiap tahun, tetapi produksi makanan pokok yang kaya protein ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan kelompok lingkungan seperti Ecoton yang memantau tempat pembuangan sampah ilegal di dekat pabrik kertas dan pabrik tahu. Dr. Daru Setyorini dari Ecoton mengatakan bahwa, “Sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang dijual sebagai bahan bakar ke industri seperti produksi tahu. Hanya sampah pabrik kertas yang dapat menyediakan bahan bakar murah yang cukup dan berkelanjutan. Sangat mudah menemukan sampah dari negara-negara kaya terutama Amerika Serikat dan Australia.”
Indonesia mengimpor sekitar 3 juta ton kertas bekas dan kardus setiap tahunnya, menurut data pemerintah. Menurut data Bank Dunia, eksportir terbesar ke Indonesia adalah Uni Eropa, AS, Inggris, Australia, dan Jepang. Pemerintah Indonesia telah menetapkan batas kontaminasi pada impor kertas sebesar 2%, tetapi Ecoton mengatakan penegakannya lemah dan banyak bundel kertas dipenuhi dengan lebih banyak lagi, terkadang hingga 30%.
Di dalam pabrik tahu yang panas di Tropodo, bau plastik terbakar sangat menyengat, tetapi para pekerja tampak tidak terpengaruh. Pemilik pabrik Joko mengatakan bahwa pabrik tahu di Jawa Timur telah bertahun-tahun membakar plastik untuk bahan bakar produksi, sebuah praktik yang katanya juga terjadi di dekat fasilitas daur ulang utama lainnya di Jawa.