Tradisi Sapi Sonok, Pertunjukan Budaya Madura Sebagai Media Pengembangan Teknologi Peternakan

Tradisi Sapi Sonok Madura
Sumber :
  • https://www.instagram.com/p/BZaRTAoHh2M/?igsh=czFhNm82bTk0dXM0

Tradisi, VIVA Bali – Tradisi Sapi Sonok di Madura bukan sekadar lomba ternak, melainkan sebuah pertunjukan budaya yang sarat makna sosial dan estetika. Berbeda dengan Karapan Sapi yang menonjolkan kecepatan, Sapi Sonok menitikberatkan pada keindahan, keserasian, dan keanggunan sapi betina saat berjalan mengikuti irama musik tradisional.

Sapi-sapi yang ikut serta dihias dengan aksesori berkilau, dipandu pelatih, dan berjalan berpasangan bagaikan sepasang pengantin. Tradisi ini telah menjadi kebanggaan masyarakat Madura, khususnya Pamekasan, serta berfungsi sebagai perekat sosial dan media pengembangan teknologi peternakan.

Sejarah Sapi Sonok

Awal mula Sapi Sonok dapat ditelusuri sejak tahun 1960-an di Pamekasan. Tradisi ini berakar dari kebiasaan para petani yang memandikan sapi usai bekerja membajak sawah. Sapi-sapi tersebut kemudian diikat di satu tempat sehingga tampak rapi berjajar. Dari kebiasaan sederhana itu, muncul ide untuk menilai sapi mana yang paling bersih, indah, dan berpenampilan menarik.

Lama-kelamaan, penilaian itu berkembang menjadi sebuah kontes resmi. Sapi betina didandani dengan aksesori mewah, dihias dengan kain berwarna cerah, dan dipasangkan kalung atau lonceng kecil. Tradisi ini pun dikenal luas dengan nama Sapi Sonok dan menjadi identitas budaya Pamekasan hingga kini.

Prosesi Sapi Sonok

Pelaksanaan Sapi Sonok bukan sekadar adu penampilan, melainkan sebuah pertunjukan budaya yang melibatkan musik dan tarian.