Kalimantan Utara, Provinsi Termuda dengan Jejak Budaya Leluhur yang Memukau

Pandai Indah Kalimantan Utara
Sumber :
  • https://pariwisataindonesia.id/destinasi/5-tempat-wisata-di-kalimantan-utara/

Budaya, VIVA Bali – Sebagai provinsi termuda di Indonesia yang resmi berdiri pada 2012, Kalimantan Utara (Kaltara) tak hanya menawarkan potensi ekonomi dan pariwisata alam, tetapi juga warisan budaya autentik yang menjadi jati diri masyarakatnya. Terletak di ujung utara Pulau Borneo, provinsi ini menjadi perpaduan harmonis antara kearifan lokal suku asli dan pengaruh budaya Melayu-Tionghoa, menciptakan mosaik budaya yang unik dan kaya akan filosofi kehidupan.

Etnis Tidung, Penjaga Tradisi Pesisir

Suku Tidung, penduduk asli pesisir Kaltara, memiliki budaya maritim yang kental. Rumah adat Rumah Lamin mereka dibangun di atas sungai dengan arsitektur panggung tinggi untuk menghindari banjir dan serangan binatang. Dindingnya dihiasi ukiran motif kalung (rantai) simbol persatuan dan burung enggang representasi kebebasan. Tradisi Mappanretasi (pesta laut) menjadi ritual tahunan untuk menyucikan perairan sebelum musik penangkapan ikan. Masyarakat membuang sesajen berupa nasi kuning dan telur ayam ke laut sambil memainkan tarian gong sebagai wujud syukur kepada alam.

Kerajaan Bulungan, Saksi Sejarah Peradaban

Sebelum menjadi provinsi modern, Kaltara adalah pusat Kesultanan Bulungan yang berdiri sejak abad ke-13. Peninggalan sejarah seperti Museum Kerajaan Bulungan di Tanjung Palas menyimpan koleksi mahkota emas, keris Pusaka Nagasasra, dan manuskrip huruf Arab-Melayu. Situs Makam Raja-Raja Bulungan di Gunung Sembawang menjadi kompleks pemakaman keramat dengan arsitektur Islam-Melayu yang megah. Tradisi Bepapas (pembersihan makam leluhur) masih rutin dilakukan keturunan sultan setiap bulan Safar.

Seni Pertunjukan, Tarian dan Musik yang Memukau

Tarian Gong menjadi ikon seni pertunjukan Kaltara. Ditarikan oleh 12 penari pria dan wanita, gerakannya menggambarkan aktivitas nelayan—mulai melaut hingga mendaratkan hasil tangkapan. Irama diiringi gong besar dan kendang yang dimainkan secara komunal. Sementara itu, Tarian Jepen dari suku Dayak Kenyah menampilkan keanggunan gerakan tangan dengan kostum sirung (perhiasan kepala) bulu enggang. Tarian ini sering dipentaskan dalam upacara adat Kawin (pernikahan) sebagai simbol kesuburan.

Kuliner Khas, Rasa Autentik dari Hutan dan Laut

Kuliner Kaltara mencerminkan kekayaan alamnya. Ikan Haruan Asam Pedas menjadi hidangan wajib, menggunakan ikan gabus dari Sungai Kayan yang dimasak dengan belimbing wuluh, cabai rawit, dan daun kemangi. Sagoo (sagu) diolah menjadi Papeda yang disantap dengan kuah kuning ikan patin. Di pesisir, Kue Cincin dari tepung sagu dan gula merah menjadi jajanan legendaris, sering disajikan dalam acara adat. Uniknya, masyarakat Tidung memiliki tradisi Makan Basamo—makan bersama dalam satu wadah besar sebagai simbol kebersamaan.

Festival Budaya, Ajang Pelestarian dan Promosi

Pemerintah Kaltara menggelar Festival Budaya Tidung setiap Oktober di Tarakan. Festival ini menampilkan lomba perahu hias, atraksi silat Kuntau, dan pameran kerajinan anyaman purun (daun pandan). Event terbesar, Festival Erau Kaltara, diadakan setiap September di Tanjung Selor dengan mempertunjukkan ritual Belian (penyembuhan tradisional) dan parade etnis. Kedua festival berhasil menarik wisatawan dari Malaysia dan Filipina yang tertarik dengan kemiripan budaya Borneo.

Tantangan Pelestarian di Era Modern

Sebagai provinsi baru, Kaltara menghadapi tantangan dalam melestarikan budaya akibat urbanisasi dan dominasi industri pertambangan. Generasi muda di kota seperti Tarakan dan Nunukan lebih tertarik pada budaya populer. Untuk itu, Dinas Kebudayaan Kaltara meluncurkan program "Sanggar Budaya di Sekolah" yang mengajarkan tarian tradisional dan bahasa daerah kepada siswa. Selain itu, Kampung Adat Tidung di Sesayap ditetapkan sebagai cagar budaya untuk melindungi arsitektur tradisional dari alih fungsi.

Potensi Wisata Budaya Masa Depan

Dengan keunikan budaya yang dimiliki, Kaltara berpotensi menjadi destinasi wisata budaya unggulan di kawasan Asia Tenggara. Rencana pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Bulungan dan Desa Wisata Pesisir Tidung terus digesa untuk memberdayakan masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian adat. "Budaya adalah fondasi identitas Kaltara. Melestarikannya sama pentingnya dengan membangun infrastruktur," tulis Gubernur Kaltara dalam visi pembangunan provinsi ini.