Kalimantan Utara, Provinsi Termuda dengan Jejak Budaya Leluhur yang Memukau
- https://pariwisataindonesia.id/destinasi/5-tempat-wisata-di-kalimantan-utara/
Kuliner Khas, Rasa Autentik dari Hutan dan Laut
Kuliner Kaltara mencerminkan kekayaan alamnya. Ikan Haruan Asam Pedas menjadi hidangan wajib, menggunakan ikan gabus dari Sungai Kayan yang dimasak dengan belimbing wuluh, cabai rawit, dan daun kemangi. Sagoo (sagu) diolah menjadi Papeda yang disantap dengan kuah kuning ikan patin. Di pesisir, Kue Cincin dari tepung sagu dan gula merah menjadi jajanan legendaris, sering disajikan dalam acara adat. Uniknya, masyarakat Tidung memiliki tradisi Makan Basamo—makan bersama dalam satu wadah besar sebagai simbol kebersamaan.
Festival Budaya, Ajang Pelestarian dan Promosi
Pemerintah Kaltara menggelar Festival Budaya Tidung setiap Oktober di Tarakan. Festival ini menampilkan lomba perahu hias, atraksi silat Kuntau, dan pameran kerajinan anyaman purun (daun pandan). Event terbesar, Festival Erau Kaltara, diadakan setiap September di Tanjung Selor dengan mempertunjukkan ritual Belian (penyembuhan tradisional) dan parade etnis. Kedua festival berhasil menarik wisatawan dari Malaysia dan Filipina yang tertarik dengan kemiripan budaya Borneo.
Tantangan Pelestarian di Era Modern
Sebagai provinsi baru, Kaltara menghadapi tantangan dalam melestarikan budaya akibat urbanisasi dan dominasi industri pertambangan. Generasi muda di kota seperti Tarakan dan Nunukan lebih tertarik pada budaya populer. Untuk itu, Dinas Kebudayaan Kaltara meluncurkan program "Sanggar Budaya di Sekolah" yang mengajarkan tarian tradisional dan bahasa daerah kepada siswa. Selain itu, Kampung Adat Tidung di Sesayap ditetapkan sebagai cagar budaya untuk melindungi arsitektur tradisional dari alih fungsi.
Potensi Wisata Budaya Masa Depan