Mitos dan Fakta Menentukan Jenis Kelamin Bayi yang Perlu Diketahui
- https://www.vecteezy.com/photo/7542058-newborn-baby-girl-sleeps-warmly-on-the-white-cloth-and-touched-her-father-s-hand-with-love
Lifestyle, VIVA Bali – Keinginan sebagian orang tua untuk mendapatkan jenis kelamin bayi tertentu sering menjadi hal yang menarik untuk dibahas.Dikutip dari laman https://www.alodokter.com/, secara medis, peluang untuk memiliki bayi laki-laki atau perempuan hampir sama, yaitu sekitar 50 persen. Jenis kelamin bayi ditentukan oleh kromosom dari sperma yang bertemu dengan kromosom dari sel telur. Kombinasi kromosom X dan kromosom Y membentuk jenis kelamin laki-laki, sedangkan kombinasi dua kromosom X membentuk jenis kelamin wanita. Tiap sel sperma akan mengandung antara satu kromosom X atau satu kromosom Y. Sementara tiap sel telur wanita mengandung satu kromosom X.
Saat pembuahan, jutaan sperma berusaha mencapai sel telur, tetapi hanya satu yang berhasil membuahi. Sperma inilah, dengan kromosom X atau Y, yang akan menentukan jenis kelamin bayi. Bayi laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma manakah (X atau Y) yang lebih dulu mencapai sel telur. Jika sperma dengan kromosom Y berhasil terlebih dahulu mencapai sel telur, maka janin akan berkromosom XY, sehingga Anda akan mengandung bayi laki-laki. Namun, jika sperma dengan kromosom X lebih dulu bertemu sel telur, maka janin akan berkromosom XX dan menjadi bayi perempuan.
Meski penjelasan medis sudah jelas, berbagai kepercayaan tentang cara menentukan jenis kelamin bayi masih beredar luas di masyarakat. Berikut beberapa mitos yang hingga kini masih dipercaya banyak orang,
1. Mengonsumsi makanan tertentu
Sebagian orang percaya bahwa jenis makanan yang dikonsumsi wanita dapat memengaruhi jenis kelamin bayi. Misalnya, makanan tinggi kalsium, magnesium, atau potasium dianggap lebih berpeluang menghasilkan anak perempuan. Sementara itu, mengonsumsi makanan asin atau daging disebut-sebut dapat meningkatkan kemungkinan memiliki anak laki-laki. Namun, anggapan ini belum terbukti secara ilmiah.
Faktanya, yang terpenting bagi wanita adalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh dan mendukung proses pembuahan. Membatasi jenis makanan tertentu justru dapat meningkatkan risiko kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan selama program hamil maupun kehamilan.