Mahasiswa Wajib Tahu! Konsep Diri sebagai Kunci Menghadapi Quarter Life Crisis

Mahasiswa yang sedang merayakan kelulusan.
Sumber :
  • https://unsplash.com/id/foto/orang-orang-berpakaian-akademik-hitam-berdiri-di-lapangan-rumput-hijau-di-siang-hari-hpRGrfOIybc

Gaya Hidup, VIVA BaliQuarter life crisis menjadi istilah populer yang menggambarkan fase penuh kecemasan pada usia 20-an hingga awal 30-an. Fase ini ditandai dengan kebingungan identitas, tekanan karier, masalah relasi, hingga kekhawatiran masa depan. Banyak mahasiswa dan fresh graduate merasakan tekanan ini ketika harus beralih dari dunia pendidikan menuju dunia kerja yang penuh tuntutan.

            Menurut Robbins dan Wilner, quarter life crisis adalah masa transisi ketika seseorang mulai menghadapi realita hidup yang penuh pilihan, perubahan, dan ketidakpastian. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti cemas, putus asa, hingga depresi jika tidak dikelola dengan baik.

Peran Konsep Diri dalam Menghadapi Krisis

            Penelitian yang dilakukan oleh Luluk Masluchah dkk. (2022) menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara konsep diri dengan quarter life crisis. Artinya, semakin positif konsep diri seseorang, semakin rendah tingkat krisis yang dialami. Sebaliknya, semakin negatif konsep diri, semakin tinggi potensi mengalami quarter life crisis.

            Konsep diri mencakup pemahaman, pengharapan, dan penilaian terhadap diri sendiri. Individu dengan konsep diri positif mampu menerima kelebihan dan kekurangan dirinya, memiliki keyakinan untuk mencapai tujuan, serta dapat beradaptasi lebih baik dalam menghadapi tantangan.

Dampak Konsep Diri Positif pada Mahasiswa

            Mahasiswa yang memiliki konsep diri positif akan lebih percaya diri, mampu mengontrol emosi, serta memiliki daya tahan mental yang kuat. Hal ini membantu mereka menghadapi kebimbangan dalam mengambil keputusan, rasa cemas, hingga tekanan lingkungan sosial.