Fenomena Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80
- https://media.sketchfab.com/models/668edfafc5f64980a04a1fc1f85a452b/thumbnails/774429a69f29443c818c9d3745b3e1a4/7a390981f09242479290093b3b250d9c.jpeg
Lifestyle, VIVA Bali – Menjelang peringatan HUT ke-80 RI, media sosial diramaikan oleh fenomena pengibaran bendera Jolly Roger dari anime One Piece. Simbol tengkorak bertopi jerami ini, yang identik dengan karakter Monkey D. Luffy, terlihat berkibar berdampingan, bahkan menggantikan bendera Merah Putih di beberapa tempat.
Simbol Kritik dan Aspirasi Generasi Muda
Aksi ini memicu reaksi beragam. Sebagian publik menilai pengibaran bendera bajak laut ini sebagai bentuk kritik generasi muda terhadap kondisi sosial-politik saat ini. Jolly Roger, dalam semesta One Piece, melambangkan kebebasan, semangat perlawanan, dan penolakan terhadap ketidakadilan, nilai yang dirasa mewakili kekecewaan terhadap otoritas.
Kontras dengan Imbauan Pemerintah
Fenomena ini mencuat bersamaan dengan imbauan pemerintah, melalui Surat Edaran Mensesneg, agar masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih sepanjang Agustus 2025. Namun kehadiran simbol budaya pop di ruang publik menunjukkan bahwa generasi muda kini mengekspresikan identitas dan aspirasi lewat media yang lebih personal dan global.
Jolly Roger: Dari Bajak Laut ke Budaya Pop
Jolly Roger sendiri, yang berasal dari tradisi bajak laut abad ke-17, dihidupkan kembali melalui One Piece sebagai lambang perlawanan, keberanian, dan tekad kuat. Dalam cerita, tiap kru memiliki versi bendera sendiri, mewakili karakter dan nilai perjuangan mereka.