Mitos Kejatuhan Cicak Menurut Primbon Jawa

Pertanda baik atau sial dari cicak
Sumber :
  • https://www.inaturalist.org/guide_taxa/982533

Lifestyle, VIVA Bali – Pernah tiba-tiba kejatuhan cicak saat lagi enak-enaknya duduk atau kerja? Jangan anggap sepele! Dalam primbon Jawa, kejatuhan cicak bukan cuma soal kebetulan tapi bisa jadi pertanda besar yang sedang mengintai hidupmu. Mulai dari soal pekerjaan, rejeki, sampai kesehatan, posisi jatuhnya cicak dipercaya membawa makna yang berbeda. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

1. Kejatuhan Cicak di Tangan Kiri

Menurut primbon Jawa, jika cicak jatuh tepat di tangan kiri, ini adalah pertanda buruk dalam pekerjaan. Bisa jadi kamu akan kehilangan pekerjaan, kena masalah di kantor, atau mengalami hambatan dalam karir. Maka disarankan untuk lebih berhati-hati dan memperbaiki komunikasi di lingkungan kerja.

2. Kejatuhan Cicak di Tangan Kanan

Berbanding terbalik, kejatuhan cicak di tangan kanan justru diyakini sebagai isyarat baik. Ini bisa berarti kamu akan segera mendapatkan pekerjaan baru atau ada peluang karir yang akan datang. Momen ini dianggap sebagai waktu yang tepat untuk mulai melamar atau membuka usaha baru.

3. Kejatuhan Cicak di Kepala

Ini adalah pertanda yang paling banyak ditakuti. Kejatuhan cicak di kepala dipercaya sebagai tanda akan jatuh sakit. Primbon menyarankan agar kamu segera menjaga kondisi tubuh, menghindari stres, dan banyak istirahat. Bisa jadi tubuhmu sedang memberi sinyal lewat kejadian ini.

4. Kejatuhan di Bagian Tubuh yang Tidak Biasa

Beberapa orang percaya, setelah kejatuhan cicak, rejeki bisa mendadak seret. Terutama jika jatuh di bagian tubuh yang tidak biasa. Ini dikaitkan dengan energi negatif atau keberuntungan yang sedang menjauh.

5. Kejatuhan Kotoran Cicak

Yang ini paling sering dianggap pertanda paling serius. Jika bukan cicaknya, tapi kotoran cicak yang jatuh, maka primbon menyarankan untuk segera berhenti dari aktivitas luar rumah. Bisa jadi itu isyarat bahaya, kecelakaan, atau sesuatu yang tidak diinginkan sedang mengintai.

Mitos ini memang berasal dari kepercayaan turun-temurun, dan tidak semua orang wajib percaya. Tapi tak ada salahnya waspada dan menjaga sikap setelah mengalami kejadian seperti ini. Jadikan sebagai pengingat untuk lebih introspeksi dan memperbaiki kualitas hidup, bukan malah membuat takut.