Guru Jadi Garda Terdepan Pelestarian Bahasa Ibu
- https://indonesia.go.id/kategori/sosial-budaya/9590/revitalisasi-bahasa-daerah-guru-jadi-garda-depan-pelestarian-bahasa-ibu?lang=1
Lifestyle, VIVA Bali – Pelestarian bahasa daerah merupakan bentuk tanggung jawab kultural terhadap warisan identitas bangsa.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) mengambil langkah konkret demi pelestarian bahasa ibu.
Di kutip dari laman Indonesia.go.id, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melakukan pembekalan guru dengan tujuan untuk menghidupkan kembali bahasa ibu di ruang ruang kelas. Kegiatan ini digelar di Lembang, Jawa Barat, Badan Bahasa menyasar peningkatan kapasitas guru SD dan SMP agar mampu mengajarkan bahasa daerah secara kreatif dan bermakna.
Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menekankan bahwa pelestarian bahasa daerah bukan sekadar tugas akademik, melainkan bentuk tanggung jawab kultural terhadap warisan identitas bangsa. “Jangan mengaku orang Sunda kalau tidak bisa berbahasa Sunda,” kata Hafidz, dikutip dari Indonesia .go.id
“Bahasa daerah adalah jati diri kita. Indonesia memiliki kekayaan bahasa daerah terbanyak kedua di dunia, dan ini kekuatan yang harus kita rawat bersama,” tambah Hafidz
Peran guru tak terbatas pada menyampaikan materi ajar. Guru diharapkan mampu menciptakan ruang di mana anak-anak mengekspresikan diri melalui bahasa ibu, kegiatan pelatihan ini mendapat apresiasi tinggi dari peserta. Dian, seorang guru seni dari Ciamis, menyampaikan bahwa pelatihan ini memberinya pemahaman praktis dan inspirasi untuk membawa bahasa Sunda lebih dekat ke hati murid-muridnya.
Herawati, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, berharap para peserta dapat menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing dan berperan aktif dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) mendatang. Ia menyebut pelatihan ini bukan akhir, melainkan awal dari gerakan literasi budaya daerah yang lebih kuat.
Pelatihan ini tidak hanya menghasilkan modul dan metode ajar, tetapi juga membangkitkan semangat baru: bahwa bahasa ibu adalah pondasi peradaban, dan pelestariannya bukan hanya tugas negara, tapi juga panggilan hati bagi para.