Decluttering Bukan Estetika Doang, Ini Cara Bikin Rumah Bikin Tenang

Merapikan rumah sama dengan merapikan hidup
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-photo/young-adult-moving-new-house_22893635.htm

Lifestyle, VIVA Bali – Lebih dari sekadar rumah terlihat rapi, decluttering dapat membantu mengurangi stres dan memberikan rasa kontrol terhadap hidup. Sebuah rumah yang bersih dan minimalis memberi ruang untuk fokus, serta mengurangi keputusan kecil yang menguras energi harian. Hasil akhirnya adalah ruang yang lebih damai dan fungsional.

Rumah Berantakan Tidak Membuat Bahagia


Rumah yang berantakan tentu tidak membuat nyaman dan tidak membuat bahagia. Cucian kotor yang menumpuk, pakaian yang dilipat seadanya, hingga barang-barang berantakan adalah contoh betapa rumah bisa jadi sumber stres. Bahkan barang berharga pemberian mantan bisa memicu perasaan tidak nyaman jika terus disimpan. Marie Kondo menyebut bahwa rumah yang tampak rapi sekalipun bisa dianggap berantakan jika tidak memberi ketenangan dan kebahagiaan.

 

Filosofi Berbenah ala KonMari


Lewat bukunya The Life-Changing Magic of Tidying Up, Marie Kondo mengajarkan bahwa berbenah adalah cara memahami diri sendiri dan menciptakan hidup ideal. Sebelum mulai merapikan, ia menyarankan untuk merenung: seperti apa rumah yang kamu inginkan? Jawabannya bukan rumah mewah, tetapi rumah yang memberi ketenangan dan menyimpan energi positif. Menurut Kondo, berbenah tidak hanya mengubah rumah, tapi juga mengubah hidup seseorang.

 

Langkah-Langkah Metode KonMari


Metode KonMari dimulai dengan kontemplasi: membayangkan rumah ideal yang kita impikan. Kemudian dilanjutkan dengan apresiasi terhadap rumah dan barang-barang yang telah menemani keseharian. Langkah berikutnya adalah klasifikasi barang berdasarkan kategori seperti pakaian, buku, dokumen, komono (barang lain), dan barang sentimental. Setelah itu, dilakukan penyortiran berdasarkan prinsip “does it spark joy?” atau apakah barang itu memicu kebahagiaan.

 

Kurasi dan Penyimpanan Barang


Barang yang memicu kebahagiaan disimpan, sementara yang tidak, diucapkan terima kasih dan dilepaskan. Marie Kondo menekankan bahwa membuang barang tidak berarti membuang kenangan. Bahkan barang-barang bernilai nostalgia tetap bisa dilepas bila tidak lagi relevan dengan kehidupan kita saat ini. Setelah itu, barang disusun secara vertikal, diatur berdasarkan ukuran, frekuensi pemakaian, dan warna agar lebih efisien dan menyenangkan.

 

Kebiasaan Baru yang Berkelanjutan


Setelah proses merapikan selesai, KonMari menganjurkan agar penyimpanan dilakukan secara vertikal dan barang dikelompokkan dengan baik. Hal ini bertujuan agar rumah tetap tertata tanpa perlu berulang kali melakukan decluttering besar-besaran. Menciptakan kebiasaan kecil sehari-hari, seperti melipat pakaian dengan cara khas KonMari, bisa menjaga keteraturan dalam jangka panjang.

 

Manfaat Psikologis dari Rumah yang Rapi


Decluttering juga memberi dampak pada kesehatan mental. Ruang yang bersih dan lapang membuat pikiran lebih tenang dan membantu tidur lebih nyenyak. Marie Kondo percaya bahwa lingkungan yang rapi bisa merefleksikan kondisi batin yang damai. Ketika kita hanya dikelilingi oleh hal-hal yang kita cintai, kita merasa lebih bahagia dan lebih fokus.

 

Hidup Minimalis Bukan Berarti Kekurangan


Gaya hidup minimalis yang dilandasi metode KonMari bukan berarti hidup serba kekurangan. Sebaliknya, ini adalah soal memilih dengan sadar apa yang ingin kita simpan dan apa yang sebaiknya dilepas. Dengan begitu, kita menciptakan ruang — baik secara fisik maupun emosional — untuk hal-hal yang benar-benar penting. Rumah pun bukan hanya tempat tinggal, tetapi cerminan hidup yang tertata dan bermakna.