Keseimbangan Hidup ala Generasi Sandwich dan Tips Agar Tidak Burnout

Multitasking di rumah jadi tantangan generasi sandwich.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/serious-ethnic-young-woman-using-laptop-at-home-3768911/

Lifestyle, VIVA Bali – Kamu lagi ngerasa hidupmu kayak terjepit di tengah? Di satu sisi harus bantu orang tua, tapi di sisi lain juga punya tanggung jawab untuk adik atau bahkan anak? Kalau iya, selamat dating di kelompok yang namanya “generasi sandwich”.

 

Istilah ini dipakai untuk menggambarkan orang-orang yang ada di posisi serba tanggung. Biasanya berada di usia 25-45 tahun, mereka jadi penopang utama dua arah: ke atas (orang tua) dan ke bawah (anak atau keluarga sendiri). Tuntutan ini bisa datang dari sisi finansial, emosional, bahkan waktu. Dan kalau dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik, bisa banget bikin stress, burnout, bahkan merasa kehilangan arah hidup.

 

Menurut artikel dari Alodokter, tekanan yang dirasakan generasi sandwich itu nyata dan bisa berdampak ke kesehatan fisik dan mental. Tapi tenang, ada beberapa cara simple yang bisa kamu coba untuk menjaga keseimbangan hidup biar tetep waras.

 

 

 

5 Cara Jaga Keseimbangan ala Generasi Sandwich

 

1. Kenali Batasan diri sendiri

 

Kamu nggak harus selalu kuat. Penting banget buat tahu kapan kamu mulai lelah dan butuh istirahat. Memahami batas diri itu bukan kelemahan, tapi bentuk perlindungan diri.

 

2. Atur skala prioritas

 

Nggak semua hal harus diselesaikan hari ini. Bedakan mana yang penting dan mana yang bisa ditunda. Dengan begitu, kamu nggak gampang kewalahan sendiri.

 

3. Me time itu wajib

 

Meskipun sibuk, tetap usahakan punya waktu buat diri sendiri. Nonton film, ngopi sendirian, atau sekedar rebahan sebentar bisa banget jadi penyegar pikiran.

 

4. Komunikasi terbuka sama keluarga

 

Sering kali orang di sekitar kita nggak tahu kalau kita sedang kelelahan. Jangan ragu untuk terbuka dan cerita. Siapa tahu, kamu bisa dapet bantuan atau setidaknya didengarkan.

 

5. Cari support system

 

Entah itu teman dekat, pasangan, komunitas, atau tenaga professional yang punya tempat untuk cerita dan didukung bisa bantu banget ngurangin beban mental.

 

 

 

Kesimpulan:

 

Menjadi generasi sandwich itu nggak mudah, tapi juga bukan akhir dunia. Dengan manajemen waktu, komunikasi yang sehat, dan ruang untuk diri sendiri, kamu tetap bisa punya hidup yang seimbang dan sehat. Jangan lupa kamu juga berhak bahagia dan punya hidup yang kamu nikmati, bukan cuma jadi penopang untuk semua orang.