Kecerdasan Anak dari Gen Ibu atau Sang Ayah? Berikut Kata Peneliti!
- skynesher/istockphoto
Lifestyle, VIVA Bali – Merujuk pada apa yang disampaikan para peneliti di halaman web The Independent menyatakan, jika gen seorang ibu dalam tubuh sang anak, memiliki pengaruh lebih besar dalam menentukan kecerdasan anak tersebut. Berbanding terbalik dengan gen yang dimiliki sang ayah. Nyatanya, hal itu tidak terlalu mempengaruhi kecerdasan pada seorang anak.
Wanita diketahui memiliki 2 kromosom X. Berbeda dengan laki-laki yang hanya mempunyai 1. Alasan tersebut memperkuat fenomena, mengapa wanita mampu mewariskan kecerdasan mereka terhadap anaknya. Sementara pada sang ayah, gen untuk fungsi kognitif yang ada pada tubuh anak, secara otomatis telah dinonaktifkan. Fungsi kognitif ini meliputi kemampuan untuk berpikir, mengingat informasi, membuat suatu keputusan, memahami dan memproses suatu bahasa hingga berpikir logis.
Para peneliti menambahkan, mereka percaya kecerdasan yang tersalur pada anak, perlu berasal hanya dari salah satu gen orang tua mereka, yakni gen sang ibu, agar secara alami bisa diaktifkan oleh tubuh anak tersebut.
Peneliti Melakukan Uji Coba Pada Tikus
Dari hasil eksperimen yang dilakukan secara khusus di laboratorium, peneliti menggunakan hasil rekayasa genetika yang didapat dari tikus. Temuan riset tersebut menyatakan, dosis ekstra gen seorang ibu kepada anaknya, telah mempengaruhi ukuran otak dan kepala anak tikus tersebut menjadi lebih besar, namun ukuran tubuhnya sangat mungil. Sebaliknya, dari gen sang ayah, tikus tersebut mewarisi ukuran badan yang cenderung lebih besar daripada otaknya yang hany berukuran kecil.
Identifikasi lainnya, terutama pada sel-sel yang memiliki fungsi kognitif yang berfungsi mengaktifkan suatu memori dan kebiasaan makan sang tikus, diperoleh lebih banyak dari gen induknya. Untuk sang ayah, sel-sel dari gennya, lebih banyak berfungsi pada sistem limbik atau bagian otak yang berfungsi terhadap seks, makanan, dan agresi.
Mengejutkannya lagi, sel-sel dari ayah pada bagian korteks serebral, atau bagian otak yang mengendalikan fungsi kognitif untuk berpikir secara logis, memahami dan memproses bahasa, hingga membuat perencanaan, tidak ditemukan sama sekali dari uji laboratorium hewan tersebut.
Bagaimana dengan Penelitian Pada Manusia?
Khawatir banyak yang meragukan hasil data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya pada tikus. Maka, peneliti di Glasgow, Britania Raya, mencoba menguji langsung para remaja di rentan waktu usia 14 - 22 tahun. Peneliti mewawancarai sejumlah 12.686 anak remaja di tiap tahun, sejak tahun 1994 dengan mempertimbangkan juga faktor lain seperti ras, status sosial ekonomi yang diwarisi para remaja tersebut. Namun, hasilnya masih sama, peneliti menemukan, faktor terbaik yang mempengaruhi kecerdasan seorang anak, masih dipengaruhi oleh IQ sang ibunya.
Kecerdasan Tidak Hanya Dipengaruhi oleh Genetik
Meskipun penelitian menyatakan kecerdasan sang anak dapat dibawa oleh gen sang ibu sebesar 40-60 persen. Namun, selain pada faktor genetik, peneliti menegaskan kembali, ada faktor lain yang turut mempengaruhi, yakni lingkungan dan pola asuh pada sang anak.
Studi lain dari penelitian University of Washington menunjukkan, adanya ikatan emosional yang terdapat pada seorang ibu dan anak, berperan penting dalam pertumbuhan di beberapa bagian otak. Dukungan emosional yang diberikan kepada anak, memperbesar bagian otak yang bertugas terhadap memori, pembelajaran dan respons terhadap stress. Dengan kata lain kebutuhan intelektualnya terpenuhi, karena bagian otak tersebut memperbesar sebanyak 10 persen, dibandingkan dengan anak-anak yang kurang mendapatkan dukungan emosional dari sang ibu.
Ikatan emosional yang kuat, membuat anak lebih merasa percaya diri dan aman untuk mengeksplorasi dunia lebih banyak. Ditambah, respon dan perhatian ibu yang positif diberikan kepada anaknya, mendorong sang anak mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi serta mengembangkan potensi dan bakat pada anak tersebut secara maksimal.