Jamu, Warisan Tradisional yang Kembali Jadi Tren Gaya Hidup Sehat
- https://www.freepik.com/free-photo/hot-ginger-tea-table_10992266.htm
Lifestyle, VIVA Bali – Jamu, minuman herbal khas Indonesia, kini kembali menjadi tren di kalangan masyarakat modern. Jika dulu jamu identik dengan ibu-ibu penjual keliling yang membawa botol dalam keranjang gendong.
Kini jamu telah bertransformasi menjadi minuman sehat yang bisa ditemukan di kafe-kafe kekinian, swalayan, bahkan dikemas dalam bentuk botol atau bubuk instan. Kehadiran jamu di tengah-tengah gaya hidup urban menjadi bukti bahwa kearifan lokal bisa hidup berdampingan dengan tren global.
Kepopuleran jamu meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan secara alami, terlebih setelah pandemi COVID-19. Bahan-bahan seperti kunyit, jahe, temulawak, dan kencur dipercaya mampu meningkatkan imunitas tubuh, meredakan peradangan, hingga membantu detoksifikasi secara alami. Tak heran jika anak muda pun mulai melirik jamu sebagai alternatif minuman sehat yang tidak hanya berkhasiat, tetapi juga memiliki cita rasa khas Nusantara.
Di sisi lain, kebangkitan jamu juga membuka peluang ekonomi bagi banyak pelaku usaha lokal, khususnya perempuan. Banyak mantan penjual jamu keliling yang kini mengembangkan usahanya secara online, memproduksi jamu dalam kemasan modern, bahkan membuka kelas-kelas workshop membuat jamu. Pemerintah pun mendukung dengan mendorong pengakuan jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, sekaligus mempromosikannya sebagai bagian dari wisata kesehatan Indonesia.
Masyarakat kini bisa menikmati jamu tidak hanya dengan cara tradisional, tetapi juga dipadukan dalam smoothie, teh herbal, atau bahkan disajikan dingin dengan madu dan lemon. Beberapa varian yang populer antara lain kunyit asam untuk pencernaan dan detoks, beras kencur untuk meningkatkan stamina, serta temulawak untuk kesehatan hati. Mudah dibuat sendiri di rumah, jamu juga semakin digemari karena alami dan bebas pengawet.
Pada akhirnya, jamu bukan hanya tentang minuman sehat, ia adalah bagian dari identitas budaya Indonesia. Ia mengajarkan kita bahwa kembali ke alam bukan berarti mundur, melainkan langkah bijak untuk menyelaraskan hidup. Di tengah dunia yang serba instan, minum jamu adalah cara sederhana untuk terhubung dengan akar budaya, sekaligus menjaga kesehatan tubuh dan jiwa.
Penting untuk direnungkan, Jika bangsa lain mulai tertarik pada kekayaan herbal kita, mengapa kita sendiri tidak lebih dulu bangga dan melestarikannya?