Stop Asal Kasih Makan Anak! Begini Cara Aman dan Bergizi ala dr. Yoga

Ilustrasi saat anak-anak menyantap makanan.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/three-toddler-eating-on-white-table-1001914/

Kesehatan, VIVA Bali – Memberi makan anak bukan hanya soal mengenyangkan perut, tetapi juga tentang memastikan kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan baik.

Hal tersebut ditekankan oleh dr. Yoga Devaera, Sp.A(K), Konsultan Nutrisi Metabolik Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Dalam sebuah diskusi daring yang digelar di Jakarta, Selasa (10/6), dr. Yoga menyampaikan bahwa peran keluarga terutama orang tua sangat besar dalam membentuk pola makan sehat anak sejak dini. “Prinsip dasarnya, kita memberikan makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi,” tegasnya.

Kebiasaan Makan Sehat Dimulai dari Teladan Orang Tua

Menurut dr. Yoga, edukasi tentang pentingnya makanan sehat harus dimulai dari rumah. Orang tua perlu menjadi teladan dengan menunjukkan kebiasaan makan yang baik dan menjelaskan manfaat makanan bergizi kepada anak.

“Misalnya, orang tua bisa menjelaskan manfaat protein hewani seperti daging atau hati ayam, dan pentingnya memasaknya dengan bersih dan matang agar tidak menimbulkan risiko penyakit,” jelasnya.

MPASI Harus Higienis dan Disimpan dengan Benar

Saat anak mulai mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI), dr. Yoga mengingatkan pentingnya memperhatikan aspek kebersihan dan penyimpanan makanan. MPASI yang dibuat untuk kebutuhan satu hari harus segera disimpan di dalam freezer dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

“MPASI beku lebih aman dan teksturnya tetap terjaga. Sebelum diberikan kepada anak, makanan sebaiknya dipanaskan kembali hingga suhu 60–65 derajat Celcius untuk memastikan bakteri mati,” katanya.

Sesuaikan Gizi dengan Kebutuhan Anak

Tidak semua anak memiliki kebutuhan gizi yang sama. Oleh karena itu, pemilihan bahan makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh, jika anak mengalami kekurangan zat besi, hati ayam bisa menjadi pilihan tepat karena kandungan zat besinya yang tinggi. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan lemak sehat, ikan laut bisa dijadikan sumber, tentu dengan tetap memperhatikan risiko pencemaran seperti merkuri.

Namun jika terdapat kekhawatiran dalam pengolahan bahan tertentu, dr. Yoga menyarankan agar orang tua melakukan rotasi makanan dan memanfaatkan alternatif lain yang memiliki kandungan nutrisi serupa, termasuk makanan yang sudah difortifikasi.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis makanan. Semakin beragam menu yang diberikan, semakin lengkap pula kebutuhan gizi anak yang bisa terpenuhi,” jelasnya.

Rotasi Menu untuk Gizi Lebih Lengkap

Dr. Yoga menekankan pentingnya variasi dalam pola makan anak. Makanan yang bervariasi tidak hanya membuat anak lebih tertarik makan, tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan gizi mikro seperti zat besi dan vitamin D yang sulit dipenuhi dari satu jenis makanan saja.

“Semakin banyak makanan yang dirotasi, akan makin mampu memenuhi kebutuhan untuk beberapa zat yang susah, seperti zat besi dan vitamin D,” tambahnya.

Nutrisi Anak adalah Investasi Masa Depan

Sebagai penutup, dr. Yoga mengajak para orang tua untuk lebih cermat dan peduli dalam memberikan makanan kepada anak. Nutrisi yang baik sejak dini akan berdampak besar terhadap tumbuh kembang anak, kesehatan jangka panjang, hingga kualitas hidup di masa depan.

“Semua berawal dari rumah. Jika orang tua bisa memberi contoh makan sehat, maka anak akan terbiasa juga,” pungkasnya.