Pesona Diet Untuk Kesehatan Otak dan Kesehatan Mental

Pesona Diet Untuk Fungsi Otak
Sumber :
  • https://images.onlymyhealth.com/imported/images/2023/October/28_Oct_2023/Main-MINDDiet.jpg

Lifestyle, VIVA Bali – Diet adalah pengaturan pola makan sehari-hari yang diatur baik dari jenis makanan, jumlah, maupun waktu konsumsinya untuk tujuan menjaga keseimbangan gizi, menjaga Kesehatan tubuh, menurunkan berat badan, meningkatkan massa otot, atau mengelola kondisi medis tertentu.

Banyak macam-macam diet yang umum dikenal seperti diet kalori defisit, diet intermittent fasting, diet mediterania, diet vegetarian, diet untuk fungsi otak & kesehatan mental, dan diet lainnya.

Diet yang akan dibahas kali ini yaitu Diet MIND (Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay) atau kombinasi mediterania + DASH. Diet ini berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak dan kesehatan mental. Selain itu, diet ini didesain untuk mencegah Alzheimer dan menjaga kesehatan otak.

Demensia adalah suatu kondisi penurunan fungsi otak yang memengaruhi kemampuan berpikir, mengingat, berbicara, dan berperilaku, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Ini bukan bagian normal dari penuaan, meskipun risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Jenis Demensia yang paling banyak diderita oleh semua orang di dunia yaitu Alzheimer. Lebih dari enam juta orang Amerika saat ini hidup dengan penyakit Alzheimer. Hal ini disebabkan oleh faktor gaya hidup, usia, genetika, maupun makanan apa saja yang dikonsumsi.

Dirancang khusus untuk mendukung kesehatan otak, diet MIND menggabungkan unsur-unsur diet Mediterania dan DASH dan menekankan makanan yang terbukti bermanfaat bagi fungsi kognitif. Sebuah studi baru yang dipresentasikan di NUTRITION 2025, sebuah pertemuan American Society for Nutrition, menemukan bahwa pola makan ini lebih erat kaitannya dengan risiko demensia yang lebih rendah daripada pola makan sehat lainnya. Bahkan orang-orang yang mengubah pola makan mereka di kemudian hari tetap mengalami penurunan risiko demensia yang nyata.

Penelitian ini berasal dari Multiethnic Cohort Study, sebuah proyek jangka panjang yang dimulai pada tahun 1990-an dan melacak kesehatan orang dewasa AS dari berbagai latar belakang ras dan etnis. Peserta dalam analisis ini berusia antara 45 dan 75 tahun ketika mereka bergabung dalam studi dan berbagi informasi terperinci tentang kebiasaan makan mereka.

Para peneliti menggunakan data ini untuk menilai peserta berdasarkan seberapa dekat mereka mengikuti diet MIND. Selama beberapa dekade berikutnya, lebih dari 21.000 dari hampir 93.000 peserta mengembangkan penyakit Alzheimer atau demensia terkait. Dengan membandingkan skor diet dengan diagnosis demensia, para peneliti dapat menilai dampak diet terhadap kesehatan otak jangka panjang.

Studi ini menemukan bahwa peserta yang paling taat menjalankan diet MIND pada awal studi memiliki risiko 9% lebih rendah untuk mengalami demensia. Ketika para peneliti mengamati lebih saksama, mereka menemukan bahwa pengurangan risiko bahkan lebih besar sekitar 13% di antara peserta Afrika-Amerika, Latino, dan kulit putih.

Yang menarik, manfaat diet MIND tidak terbatas pada mereka yang mengikutinya sejak awal. Orang-orang yang memperbaiki pola makan mereka selama periode 10 tahun memiliki pengurangan risiko yang lebih besar—sekitar 25% dibandingkan dengan mereka yang kebiasaan makannya menurun seiring berjalannya waktu. Perbaikan ini membantu terlepas dari usia, menunjukkan bahwa membuat pilihan makanan yang lebih sehat di kemudian hari masih dapat sangat membantu dalam melindungi otak Anda.

Ada juga perbedaan hasil yang mencolok di antara berbagai kelompok ras dan etnis. Diet MIND tidak menunjukkan efek perlindungan yang signifikan di antara peserta Asia-Amerika dan hanya menunjukkan tren yang lemah di antara penduduk asli Hawaii. Para peneliti berpikir hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan budaya dalam pola makan. Beberapa kelompok mungkin sudah memiliki risiko demensia yang lebih rendah, mungkin karena kebiasaan makan tradisional mereka tidak sepenuhnya tercermin dalam sistem penilaian diet MIND.

Seperti semua penelitian observasional, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa diet MIND menyebabkan penurunan risiko demensia. Faktor gaya hidup atau genetika lainnya juga dapat berperan. Dan meskipun sampel penelitian yang besar dan beragam merupakan kekuatan, temuan tersebut dianggap sebagai pendahuluan hingga dipublikasikan dalam jurnal yang ditinjau sejawat.

Penelitian ini menawarkan pelajaran berharga bahwa makanan yang dimakan dapat berperan nyata dalam melindungi otak, tidak peduli berapa pun usia. Tidak perlu mengubah seluruh pola makan dalam semalam untuk melihat manfaatnya.

Diet MIND tentang menambahkan lebih banyak makanan yang mendukung kesehatan otak secara bertahap seperti sayuran berdaun hijau, beri, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan minyak zaitun sambil mengurangi makanan yang dapat membahayakan, seperti daging merah, makanan yang digoreng, dan makanan manis. Bahkan perubahan kecil yang berkelanjutan dapat membantu penurunan risiko demensia seperti Alzheimer.