Kete Kesu Desa Adat Warisan Budaya Toraja yang Mendunia

Ilustrasi Kete Kesu’, warisan budaya Toraja
Sumber :
  • https://unsplash.com/id/foto/seikat-kursi-kayu-duduk-di-depan-tebing-skUXpDTtiuU

Budaya, VIVA BaliDesa adat Kete Kesu’ di Kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, dikenal sebagai salah satu warisan budaya yang masih hidup hingga kini. Desa ini tidak hanya menawarkan panorama indah, tetapi juga menyimpan kekayaan tradisi dan spiritualitas yang menjadi identitas masyarakat Toraja.

Kete Kesu’ berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat Kota Rantepao, sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan. Desa adat ini juga menjadi tujuan populer karena keaslian budaya yang tetap terjaga. Rumah-rumah adat Toraja atau Tongkonan berdiri berderet sejajar dengan ukiran khas dan hiasan tanduk kerbau di bagian depan. Di hadapan rumah terdapat deretan lumbung padi tradisional atau alang, yang memperlihatkan keteraturan dan simbol kesejahteraan keluarga.

Selain arsitektur, daya tarik utama Kete Kesu’ adalah tradisi pemakaman khas Toraja. Di bagian belakang desa terdapat tebing batu yang digunakan sebagai makam leluhur. Peti mati ditempatkan di gua atau digantung di tebing, sebagian di antaranya berusia ratusan tahun. Ritual pemakaman atau Rambu Solo’ juga masih berlangsung di desa ini, menjadi daya tarik wisata sekaligus wujud penghormatan masyarakat kepada leluhur.

Tidak hanya menyimpan tradisi, Kete Kesu’ juga memiliki museum kecil yang menampilkan koleksi ukiran, patung, kain tenun, serta benda adat lainnya. Kehadiran museum ini memberi ruang edukasi bagi wisatawan untuk memahami nilai-nilai budaya Toraja.

Pemerintah setempat mencatat, tiket masuk ke Kete Kesu’ cukup terjangkau, yaitu Rp5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp10.000 untuk wisatawan mancanegara. Waktu terbaik berkunjung adalah antara Juni hingga Desember karena pada periode itu sering digelar upacara adat besar.

Sebagai desa wisata budaya, Kete Kesu’ bukan sekadar destinasi, melainkan representasi warisan Toraja yang mendunia. Pelestarian tradisi dan arsitektur adat diharapkan tetap dijaga agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.