Mengenal Tari Sekar Jepun Bali, Maskot Kabupaten Badung
- https://commons.wikimedia.org/wiki/File:17_Years_of_Sekar_Jepun_2014-11-01_64_edit.jpg
Budaya, VIVA Bali –Tari tradisional di Bali selalu menjadi daya tarik tersendiri, bukan hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan dari seluruh dunia. Salah satu tari yang lahir dari kreativitas seniman Bali modern adalah Tari Sekar Jepun, sebuah tarian yang kini menjadi ikon Kabupaten Badung. Dengan keindahan gerak dan makna filosofis yang mendalam, Sekar Jepun tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga media edukasi budaya.
Sekar Jepun pertama kali diciptakan oleh Ida Ayu Wimba Ruspawati, SST., M.Sn., bersama dengan komposer gamelan I Wayan Widia, S.SKar. Keduanya ingin menghadirkan tarian yang merepresentasikan bunga Jepun atau kamboja, bunga yang identik dengan Bali. Seperti disebut dalam situs Desa Sedang, tari ini “mengilustrasikan keindahan bunga Jepun yang memiliki beragam warna dan sering digunakan dalam upacara adat maupun dekorasi sehari-hari.” Dengan kata lain, tarian ini bukan hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki akar kuat dalam kehidupan spiritual masyarakat Bali.
Sebagai maskot Kabupaten Badung, Sekar Jepun dipentaskan dalam berbagai acara resmi, termasuk penyambutan tamu daerah maupun internasional. Gerakannya halus namun tegas, menggambarkan bagaimana bunga Jepun menebarkan pesona dan harum dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, tarian ini juga menjadi simbol keramahtamahan masyarakat Bali yang dikenal terbuka dan ramah terhadap budaya luar.
Dari sisi struktur, Sekar Jepun memiliki bentuk pertunjukan yang lengkap, terdiri dari papeson (pembukaan), pangawak (bagian inti), pangecet (bagian variasi), dan pakaad (penutup). Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal ISI, keempat bagian tersebut disusun dengan cermat sehingga memberikan alur dramatik yang jelas. Hal ini menegaskan bahwa tarian ini tidak sekadar hiburan, melainkan juga menyampaikan nilai estetika dan disiplin artistik.