Nyongkolan, Tradisi Arak-Arakan Pengantin Sasak
- https://www.instagram.com/p/DFfSJCUpj-q/?img_index=5&igsh=dWluMXJtN2N5ZWQw
Tradisi, VIVA Bali –Lombok, Nusa Tenggara Barat tidak hanya terkenal dengan panorama pantai yang memikat, tetapi juga memiliki kekayaan budaya yang unik. Salah satu tradisi paling populer adalah Nyongkolan, upacara arak-arakan pengantin adat Sasak yang digelar usai akad nikah. Prosesi ini menjadi simbol kebahagiaan, penghormatan terhadap adat, sekaligus sarana memperkenalkan pasangan pengantin kepada masyarakat luas.
Nyongkolan sudah menjadi bagian penting dari identitas budaya Sasak selama berabad-abad. Tradisi ini lahir dari filosofi kebersamaan dan penghormatan terhadap keluarga besar kedua mempelai. Selain itu, Nyongkolan merupakan wujud rasa syukur atas berlangsungnya akad nikah, yang disampaikan melalui arak-arakan meriah. Masyarakat percaya, melaksanakan Nyongkolan berarti menjaga kehormatan keluarga sekaligus mempererat silaturahmi.
Acara dimulai ketika pasangan pengantin yang baru saja melangsungkan akad mengenakan pakaian adat Sasak. Pengantin laki-laki dan perempuan tampil bak “raja sejelo” atau raja dan ratu sehari, lengkap dengan busana tradisional yang penuh hiasan simbolis.
Rombongan arak-arakan kemudian dipimpin oleh tokoh adat atau sesepuh desa, diikuti keluarga besar, kerabat, dan masyarakat sekitar. Musik tradisional Lombok mengiringi perjalanan ini, mulai dari Gendang Beleq yang biasanya dimainkan untuk keluarga bangsawan, hingga irama Kecimol atau tabuhan rebana yang membuat suasana semakin semarak.