Pura Luhur Lempuyang dan Mitos Gerbang Surga yang Salah Kaprah

Keindahan Pura Luhur Lempuyang
Sumber :
  • Sumber: https://www.viator.com

Hari Raya dan Tradisi Keagamaan

Pura Luhur Lempuyang memiliki hari raya penting yang disebut Piodalan, yang dirayakan setiap enam bulan dalam kalender Bali, yaitu pada hari Kamis Umanis Wuku Dungulan (sehari setelah Galungan).

Pada hari itu, ribuan umat Hindu dari berbagai wilayah melakukan persembahyangan dengan penuh khidmat, memohon berkah dan keselamatan kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

Pura ini juga menjadi salah satu destinasi Tirta Yatra, yaitu perjalanan spiritual umat Hindu mengunjungi pura-pura suci sebagai bagian dari penyucian diri. Dalam konteks ini, Pura Luhur Lempuyang memiliki fungsi yang sangat penting, bukan hanya sebagai simbol keagamaan, tetapi juga sebagai tempat pembelajaran spiritual dan introspeksi diri.

Menghormati Kesucian Pura

Sebagai tempat suci, Pura Luhur Lempuyang memerlukan sikap penuh hormat dari setiap pengunjung. Berpakaian sopan, mengenakan kain dan selendang, tidak membuat keributan, serta menjaga kebersihan lingkungan adalah bentuk penghormatan yang wajib diterapkan.

Pihak pengelola pura pun telah memberikan petunjuk yang jelas kepada wisatawan agar tetap menjaga etika selama berkunjung.