Pura Luhur Lempuyang dan Mitos Gerbang Surga yang Salah Kaprah
- Sumber: https://www.viator.com
Salah satu ciri arsitektur khas dari Pura Luhur Lempuyang adalah Candi Bentar, yang berupa gerbang terbelah simetris dan tanpa penghubung pada bagian atasnya. Gerbang ini yang kini populer sebagai objek foto wisatawan.
Gerbang ini sebenarnya merupakan simbol pembatas antara dunia luar (sekala) dan dunia rohani (niskala). Pemandangan Gunung Agung yang tampak simetris di tengah gerbang, terutama saat cuaca cerah, menambah daya tarik visual dari tempat ini.
Namun, akses menuju Pura Luhur Lempuyang bukan sekadar wisata, melainkan perjalanan spiritual. Perjalanan menaiki ribuan anak tangga ini dipercaya sebagai proses penyucian diri, baik fisik maupun batin. Banyak umat Hindu Bali melakukan perjalanan ini dengan hati yang bersih, sembari membawa persembahan dan doa.
Mitos “Gerbang Surga” yang Salah Kaprah
Dalam beberapa tahun terakhir, beredar luas foto-foto yang menunjukkan seorang berdiri di tengah gerbang pura dengan latar belakang Gunung Agung dan pantulan seolah-olah di atas air.
Gambar ini memunculkan istilah “Heaven’s Gate” atau “Gerbang Surga.” Padahal, istilah ini tidak pernah dikenal dalam konteks budaya dan spiritual masyarakat Bali.
Faktanya, pantulan yang terlihat dramatis dalam foto tersebut adalah hasil trik fotografi menggunakan kaca atau cermin, bukan cerminan dari kolam air sebagaimana banyak diasumsikan. Lebih dari itu, menjadikan tempat suci ini hanya sebagai spot foto, tanpa memahami konteks spiritualnya, merupakan bentuk penyalahgunaan makna sakral dari pura tersebut.