Simbol Penyucian Diri dan Rasa Syukur Melalui Tradisi Siat Yeh
- https://balihbalihan.com/2022/01/04/festival-air-suwat-siat-yeh-bentuk-penyucian-sekala-niskala/
Gumi Bali, VIVA Bali – Meski hari Raya Nyepi telah usai, suasana sakral belum benar-benar berakhir di Jimbaran, Bali. Keesokan harinya, masyarakat kembali berkumpul untuk melangsungkan tradisi khas yang menyegarkan, penuh makna, dan kaya kearifan lokal.
Tradisi ini dikenal sebagai Siat Yeh, sebuah tradisi perang air yang dilaksanakan sehari setelah Nyepi, tepatnya saat Ngembak Geni, di Desa Adat Jimbaran, Kabupaten Badung. Ritual ini berlangsung di dua titik penting yaitu Pantai Suwung dan Pantai Segara, yang menjadi simbol pertemuan dua sumber tirta.
Secara historis, tradisi ini berawal dari kebiasaan anak-anak dan pemuda Jimbaran yang bermain air (makecel-kecelan) setelah hari penyepian. Seiring waktu, kegiatan itu diberi nama Siat Yeh, yang dalam bahasa Bali berarti "perang air", dan dilegitimasi sebagai bagian dari adat oleh tokoh setempat.
Menariknya, dua kelompok pemuda dari banjar-banjar berbeda akan menuju arah yang berlainan, sebagian ke rawa Suwung dan sebagian ke laut Segara. Di sana, mereka saling menyiram air dengan penuh tawa dan semangat, bukan sebagai bentuk permusuhan, melainkan simbol kebersamaan dan penyucian diri.