Topeng Pajegan, Tari Ritual Penuh Makna
- https://id.pinterest.com/pin/800233427521176025/
Menurut catatan budaya lokal, Topeng Pajegan pertama kali berkembang di Gelgel sekitar tahun 1665 hingga 1668 setelah topeng dari Jawa dibawa sebagai rampasan perang. Dalam satu kali pementasan, penari mengenakan lima hingga enam topeng berbeda yang mewakili berbagai karakter seperti patih, dalem, bondres, keras, dan tua. Setiap karakter menyampaikan pesan moral dan nilai spiritual tertentu.
Seorang penari Topeng Pajegan bukan hanya seniman, tetapi juga pemegang tanggung jawab spiritual. Ia harus memiliki tingkat pemahaman rohani yang tinggi karena tugasnya bukan hanya menari, tapi juga menyampaikan pencerahan kepada penonton tentang makna dan tujuan upacara yang sedang dijalankan. Seorang penari topeng Pajegan berperan layaknya seorang dalang dalam pertunjukan wayang kulit di Jawa—seorang orator yang piawai, pengisah yang kuat, sekaligus komunikator spiritual.
Fungsi Ritual dan Nilai Sakral