Musik Gamelan Bali yang Menginspirasi Komposer Inggris Benjamin Britten
- https://images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=AwrOqeeJSihozbMG.QNXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3BpdnM-?p=
Gumi Bali, VIVA Bali – Komposer Inggris Benjamin Britten mengalami hambatan penulisan saat ia menggubah The Prince of the Pagodas. Solusinya datang secara tidak sengaja saat ia mendengar musik gamelan yang menghantui dan rumit di Bali selama tur dunia dan langsung menyatakan masalahnya terpecahkan.
Britten memang menyelesaikan satu-satunya partitur balet lengkapnya, tetapi ia tidak begitu menyukainya. Karya tersebut muncul di teater dari waktu ke waktu, tetapi musiknya menjadi paling dikenal dalam bentuk suite yang ia ekstrak dari partitur lengkap.
Rilisan ini merupakan rekaman lengkap kedua dari balet lengkap, karena Britten sendiri memotong musik selama 20 menit. Sebagai karya terpanjangnya untuk orkestra, The Prince of the Pagodas layak mendapat perhatian dan rekaman yang bagus ini sekarang akan menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi.
Dalam merancang skornya yang berdurasi lebih dari dua jam, Britten mencari inspirasi dari komposer balet ulung, Tchaikovsky. Ia juga membagi musik menjadi beberapa nomor yang dapat ditarikan dan ringkas yang menjamin variasi musik yang bergerak cepat, tetapi daya tarik emosional yang lebih dalam dari balet Tchaikovsky tidak ada.