Musik Gamelan Bali yang Menginspirasi Komposer Inggris Benjamin Britten

Pengaruh Gamelan dalam Musik Klasik Barat
Sumber :
  • https://images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=AwrOqeeJSihozbMG.QNXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3BpdnM-?p=

 

Keunggulan skor ini adalah penggunaan orkestranya. Dengan tiupan kayu yang menggigit, suara brass yang menggeram, dan kejelasan orkestra, The Prince of the Pagodas adalah Britten sepenuhnya, dan suara seperti gamelan dalam adegan "Kingdom of the Pagodas" menunjukkan pengaruh besar perjalanan ke Bali terhadap musiknya. The Hallé, di bawah konduktor utama barunya Kahchun Wong, bermain dengan sangat baik dan rekaman pada label The Hallé sendiri dengan cemerlang menangkap suara Britten yang berkilauan.

 

Gamelan adalah musik ansambel tradisional Bali, yang sebagian besar terdiri dari instrumen perkusi seperti gong, metalofon, xilofon, simbal, dan gendang yang dimainkan dengan tangan, yang sering kali dilengkapi dengan seruling, senar, dan nyanyian. Kata "gamelan" berasal dari kata gamel dalam bahasa Jawa, yang berarti "memukul atau memukul," yang mencerminkan sifat perkusi dari orkestra tersebut.

 

Di Bali, gamelan lebih dinilai sebagai cara hidup. Irama dan harmoni dijalin ke dalam setiap aspek upacara Hindu Bali, termasuk festival di pura, ritual potong gigi, kremasi, dan pernikahan. Setiap ansambel dipandang sakral, dengan instrumen yang diyakini dihuni secara spiritual. Sebelum pertunjukan, pemain sering kali mempersembahkan dupa atau bunga untuk menghormati kehadiran ilahi gamelan.