Kampoeng Heritage Kajoetangan! Wisata Sejarah Bernuansa Tempo Dulu di Kota Malang
- https://www.instagram.com/p/B0ajXO_g4bK/?igsh=MXJ3MndhbDF1MjI2Mw==
Wisata, VIVA Bali –Malang bukan hanya terkenal dengan udara sejuk dan keindahan alam pegunungannya. Kota ini juga menyimpan kekayaan sejarah yang masih terjaga hingga kini. Salah satu destinasi yang kian populer di kalangan wisatawan adalah Kampoeng Heritage Kajoetangan, sebuah kawasan bersejarah yang mampu membawa pengunjung merasakan suasana tempo dulu. Dengan tiket masuk yang sangat terjangkau, hanya Rp 5.000 per orang, wisatawan bisa menjelajahi lorong-lorong sempit, bangunan kolonial, hingga kuliner tradisional yang masih bertahan sejak puluhan tahun lalu.
Untuk masuk ke kawasan ini, pengunjung hanya perlu membayar Rp 5.000 per orang. Selain menikmati seluruh sudut kampung, tiket juga sudah termasuk kartu pos eksklusif sebagai cendera mata.
Pengunjung disarankan menyiapkan waktu sekitar dua jam agar bisa mengeksplorasi kawasan secara menyeluruh. Terdapat pula fasilitas pendukung seperti papan informasi, penunjuk arah, hingga area istirahat yang ramah bagi wisatawan.
Sejarah Panjang Kajoetangan
Nama Kayutangan diyakini berasal dari sebuah pohon dengan bentuk cabang menyerupai tangan yang dahulu tumbuh di ujung jalan menuju alun-alun Malang. Pohon tersebut menjadi penanda sekaligus simbol kawasan yang berkembang pesat pada masa itu. Hingga kini, nama Kayutangan tetap melekat dan diwariskan turun-temurun.
Catatan sejarah menyebutkan bahwa kawasan Kajoetangan sudah eksis sejak abad ke-13. Pada masa kolonial Belanda, wilayah ini berkembang pesat sebagai salah satu pusat perekonomian dan permukiman elit. Banyak rumah penduduk bergaya arsitektur Eropa masih berdiri kokoh hingga sekarang, menjadi saksi bisu perjalanan panjang kota Malang.
Berjalan menyusuri kawasan ini, pengunjung akan menemukan banyak pesona unik yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga memperkaya pengetahuan.
1. Arsitektur Bersejarah
Deretan bangunan tua dengan gaya kolonial masih terjaga keasliannya. Beberapa di antaranya bahkan telah berusia ratusan tahun, seperti Makam Mbah Honggo, Langgar tua, Pasar Talun, hingga terowongan peninggalan Belanda. Keunikan detail arsitektur, mulai dari pintu kayu jati, jendela besar, hingga ornamen khas kolonial, menjadi daya tarik tersendiri.
2. Kuliner Tempo Dulu
Tidak lengkap rasanya berkunjung tanpa mencicipi kuliner khas yang ada di sepanjang jalan kampung. Pengunjung bisa menemukan jamu tradisional, kue-kue jadul, hingga jajanan khas Malang yang menggugah selera. Cita rasa makanan yang dipertahankan sejak lama menambah pengalaman autentik berwisata.
3. Spot Foto Instagramable
Kajoetangan adalah surga bagi pecinta fotografi. Banyak rumah dan sudut kampung dijadikan spot foto, seperti Rumah Namsin, Gubuk Ningrat, Rumah Jamu, hingga pedestrian di tepi sungai. Nuansa klasik dan otentik menjadikan hasil foto seolah membawa penonton kembali ke masa lalu.
4. Edukasi Sejarah Interaktif
Menariknya, beberapa bangunan dilengkapi dengan barcode digital yang bisa dipindai menggunakan ponsel. Dari sana, pengunjung akan mendapatkan informasi detail tentang sejarah setiap bangunan. Cara ini menjadikan wisata sejarah lebih interaktif dan mudah dipahami, terutama bagi generasi muda.
Berwisata ke Malang belum lengkap tanpa menyusuri jejak tempo dulu di Kampoeng Heritage Kajoetangan. Di sinilah sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat berpadu, memberikan pengalaman tak terlupakan bagi setiap wisatawan.