Astro Tourism Bali, Lokasi Spot Star Gazinga Terbaik untuk Fotografi Malam
- https://www.kemenparekraf.go.id/_next/image?url=https
Wisata, VIVA Bali – Bali, selain dikenal dengan pesona pantai dan budaya Hindu yang kental, kini mulai menarik minat penggemar astro‑tourism, wisata bertema langit malam. Dengan kombinasi ketinggian, iklim tropis musim kemarau, dan sejumlah kawasan minim polusi cahaya, Pulau Dewata menawarkan peluang langka untuk mengabadikan galaksi Bima Sakti, gugus bintang, serta fenomena meteor dan planet-planet terang. Artikel ini merangkum riset ilmiah, kebijakan pemerintah, dan data lapangan untuk mengidentifikasi lokasi terbaik di Bali bagi fotografer dan pengamat langit malam.
Mengapa Bali Menjadi Destinasi Astro‑Tourism?
1. Topografi dan Ketinggian
Banyak titik pengamatan berada di dataran tinggi (>1.000 m dpl) seperti Gunung Batur (1.717 m dpl) yang mengurangi gangguan atmosfer dan polusi cahaya kota.
2. Musim Kemarau Panjang
Bulan April–Oktober menyediakan langit cerah dan rendah kelembapan, memfasilitasi eksposur panjang untuk astrofotografi.
3. Dukungan Pemerintah Daerah
Kebijakan pembatasan pembangunan di kawasan sensitif, serta promosi pariwisata berkelanjutan oleh Kemenparekraf RI, memastikan beberapa wilayah tetap gelap saat malam hari.
Persiapan Fotografi Malam
1. Peralatan: Kamera mirrorless atau DSLR dengan lensa sudut lebar (f/2.8 atau lebih cepat), tripod kokoh, remote shutter, dan headlamp dengan lampu merah untuk menjaga kegelapan adaptif mata.