6 Fakta Menarik Gunung Agung Bali Yang Belum Banyak Diketahui Wisatawan

Fakta Menarik tentang Gunung Agung Bali
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/scenic-view-of-mount-agung-in-morning-light-30948081/

Wisata, VIVA Bali – Gunung Agung bukan hanya menjadi gunung tertinggi di Bali, tetapi juga menyimpan beragam kisah menarik yang belum tentu diketahui para wisatawan. Terletak di Kabupaten Karangasem, gunung ini merupakan titik spiritual paling sakral bagi masyarakat Bali. Tak heran jika kehadirannya selalu diselimuti rasa hormat, kekaguman, dan penuh misteri.

Lebih Dekat dengan Penyu, Wisata Edukatif di Turtle Conservation and Education Centre (TCEC)

 

Lebih dari sekadar destinasi pendakian, Gunung Agung menawarkan segudang cerita sejarah, keunikan alam, hingga mitos yang terus hidup di tengah masyarakat. Artikel ini akan mengulas enam fakta Gunung Agung yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya, lengkap dengan informasi terpercaya dan mendalam.

Tukad Cepung, Permata Tersembunyi Dalam Gua

 

1. Gunung Tertinggi di Bali dan Pusat Spiritualitas

 

Tradisi Maladewa yang Semarak Pertunjukkan Budaya Dalam Perayaan Idul Adha

Dengan ketinggian mencapai 3.031 meter di atas permukaan laut, Gunung Agung dinobatkan sebagai gunung tertinggi di Bali. Namun lebih dari itu, gunung ini dianggap sebagai pusat spiritual yang menghubungkan manusia dan para dewa dalam kepercayaan Hindu Bali. Kuil terbesar dan tersuci di Bali, Pura Besakih, berada di lereng gunung ini, menjadikannya lokasi penting dalam upacara keagamaan besar.

 

2. Letusan yang Mengubah Iklim Dunia

 

Sejarah Gunung Agung mencatat letusan dahsyat pada tahun 1963 yang menewaskan lebih dari 1.500 orang dan merusak ribuan rumah. Namun yang jarang diketahui, letusan ini juga memengaruhi iklim global. Abu vulkanik yang terlontar hingga ke stratosfer menyebabkan penurunan suhu bumi selama beberapa tahun setelahnya.

 

3. Gunung yang Dipercaya sebagai Istana Para Dewa

 

Menurut kepercayaan masyarakat Bali, Gunung Agung adalah tempat bersemayamnya para dewa. Mitos Gunung Agung menyebutkan bahwa ia adalah replika dari Gunung Meru, gunung suci dalam kosmologi Hindu-Buddha. Keyakinan ini membuat warga lokal sangat menjaga kesucian gunung, dan para pendaki pun diwajibkan mengikuti tata cara tertentu agar tidak dianggap melanggar norma adat.

 

4. Arah Bangunan di Bali Menghadap Gunung Agung

 

Salah satu keunikan Gunung Agung yang jarang disadari adalah bagaimana ia memengaruhi arsitektur tradisional Bali. Banyak bangunan, terutama pura dan rumah adat, dirancang menghadap ke arah Gunung Agung sebagai bentuk penghormatan terhadap simbol spiritual tertinggi di Pulau Dewata.

 

5. Pendakian yang Menantang namun Penuh Pesona

 

Aktivitas Gunung Agung sebagai destinasi pendakian tidak kalah menantang dibanding gunung lain di Indonesia. Dibutuhkan stamina dan persiapan mental yang kuat untuk mencapai puncaknya, karena jalurnya curam dan cuaca bisa berubah ekstrem. Meski begitu, pemandangan dari puncak sungguh menakjubkan, terutama saat matahari terbit dari balik lautan awan.

 

6. Gunung yang Masih Aktif dan Dipantau Ketat

 

Meski terlihat tenang, Gunung Agung masih termasuk gunung api aktif. Aktivitas vulkanik terakhir tercatat pada 2017-2019, yang menyebabkan penutupan bandara dan evakuasi massal. Hingga kini, gunung ini masih terus dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) demi menjaga keselamatan masyarakat dan wisatawan.

 

 

 

Gunung Agung lebih dari sekadar bentang alam megah di Bali. Ia menyimpan sejarah, spiritualitas, dan keindahan yang menyatu dalam harmoni budaya dan alam. Dengan memahami fakta Gunung Agung lebih dalam, baik itu sejarah Gunung Agung, mitos Gunung Agung, atau aktivitas Gunung Agung sebagai gunung tertinggi Bali, kita bisa menghargai warisan alam dan budaya Bali dengan lebih bijak.

 

Bagi wisatawan yang tertarik menjelajahi sisi lain Bali, Gunung Agung adalah tempat yang wajib dikenali lebih dalam. Tidak hanya untuk dinikmati keindahannya, tapi juga untuk dimaknai sebagai bagian dari jati diri Pulau Dewata.