Pesona Sunset dan Tari Kecak di Pura Uluwatu
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/situs-pura-luhur-uluwatu/
Wisata, VIVA Bali – Kabupaten Badung menyajikan lanskap yang memikat, keindahan alam yang terbentang di daerah ini menjadikan Kabupaten Badung sebagai salah satu tolak ukur pariwisata di Bali, di antara keindahan tersebut, berdiri megah Pura Luhur Uluwatu sebagai destinasi wisata budaya Bali.
Sejarah Pura Luhur Uluwatu
Pura Luhur Uluwatu berdiri pada abad ke XI di atas tebing tinggi yang menghadap langsung ke Samudra Hindia. Sad Winayaka dan Padma Bhuwana adalah konsep yang digunakan dalam mendirikan Pura Luhur Uluwatu oleh Pendeta Hindu yang bernama Mpu Kuturan, beliau menganjurkan untuk menurunkan ajaran di sekitar Pecatu.
Pesona Tebing dan Pemandangan Sunset di Pura Uluwatu
Tebing-tebing tinggi yang kokoh menjadi bingkai alami bagi hamparan laut biru yang tak berujung, di antara panorama yang menakjubkan tersebut, berdiri megah Pura Luhur Uluwatu yang memberi kesan dramatis, karena menghadap langsung ke Samudra Hindia serta berlatar belakang Sunset di Pura Uluwatu.
Salah satu daya tarik utamanya adalah pemandangan sunset di Pura Uluwatu, dari atas tebing, pengunjung dapat menyaksikan matahari terbenam. Oleh karena itu, waktu terbaik untuk berkunjung adalah sekitar pukul 16.00 hingga 18.30 WITA, terutama pada musim kemarau antara bulan April hingga Oktober, agar para pengunjung dapat menikmati panorama sunset secara maksimal sembari mengikuti pertunjukan Tari Kecak.
Tari Kecak Bali sebagai Warisan Budaya yang Menggentarkan Jiwa
Tari Tradisional Kecak atau Tari Kecak Bali adalah salah satu wisata Budaya Bali yang menceritakan tentang sebuah kisah epik, yaitu kisah Ramayana, di Pura Uluwatu Tari Kecak diselenggarakan setiap hari yang menampilkan sekitar 70 penari pria turun ke panggung dengan tangan terlentang dan berjabat tangan, mereka melantunkan “cak” secara berirama, sembari memerankan adegan-adegan epik yang ada dalam kisah Ramayana.
Tari Kecak Bali tidak hanya menjadi Wisata Budaya Bali yang menakjubkan, namun memiliki makna simbolik tentang filosofi Tri Hita Karana di dalamnya, sebuah filosofi yang menekankan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Hal ini terlihat jelas dari formasi lingkaran yang melambangkan kesatuan, serta nyanyian kolektif yang melambangkan kesatuan dan kerja sama.
Sebagai bagian dari daya tarik budaya di Kawasan Pura Uluwatu, pertunjukan Tari Kecak digelar setiap hari dalam dua sesi, yakni sesi pertama pada pukul 18.00 hingga 19.00 WITA, dan sesi kedua pada pukul 19.00 hingga 20.00 WITA, waktu pelaksanaan yang bertepatan dengan matahari terbenam menjadikan pertunjukan ini semakin istimewa.
Biaya Masuk dan Informasi Pura Uluwatu
Bagi wisatawan mancanegara atau Warga Negara Asing, tarif yang dikenakan adalah Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp 30.000 untuk anak-anak. Sementara itu, bagi wisatawan domestik atau Warga Negara Indonesia, harga tiket masuk lebih terjangkau, yaitu Rp 30.000 untuk dewasa dan Rp 20.000 untuk anak-anak.
Meskipun menjadi tempat Destinasi Wisata Budaya Bali, Pura Uluwatu memiliki beberapa peraturan untuk pengunjung, salah satunya erika berpakaian. Pengunjung harus mengenakan sarung dan selempang yang disediakan di pintu masuk, di mana sarung harus menutupi kaki dan selempang diikatkan di pinggang.
Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu destinasi wisata budaya paling ikonik di Kabupaten Badung, Bali. Keindahan alam yang memukau, dengan tebing-tebing tinggi yang menghadap langsung ke Samudra Hindia, menjadikan pura ini tidak hanya sebagai tempat peribadatan yang sakral, tetapi juga sebagai magnet wisata yang memanjakan mata dan jiwa. Didirikan sejak abad ke-11 oleh Mpu Kuturan, pura ini merepresentasikan jejak spiritual yang kuat serta warisan budaya yang masih terjaga hingga kini.
Salah satu momen terbaik untuk mengunjungi Pura Uluwatu adalah saat senja, ketika matahari perlahan tenggelam di cakrawala dan langit menyala dalam warna-warna hangat. Momen ini semakin lengkap dengan pertunjukan Tari Kecak yang digelar setiap hari dalam dua sesi (pukul 18.00–19.00 WITA dan 19.00–20.00 WITA), menyuguhkan kisah Ramayana dalam latar alam yang luar biasa. Selain menjadi hiburan budaya, Tari Kecak juga mengandung nilai-nilai filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Dengan aksesibilitas yang baik, biaya masuk yang terjangkau, serta pengelolaan yang menjaga nilai kesakralan dan kenyamanan pengunjung, Pura Luhur Uluwatu menjadi contoh nyata perpaduan harmonis antara pariwisata dan pelestarian budaya. Sebuah destinasi yang tak hanya layak dikunjungi, tetapi juga dihargai dan dijaga kelestariannya.