BMKG Ungkap Penyebab Banjir dan Longsor di Bali
- https://bali.antaranews.com/berita/388713/bmkg-curah-hujan-ekstrem-dalam-sehari-picu-banjir-di-pulau-bali
Bali, VIVA Bali –Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengungkapkan bahwa banjir besar disertai longsor yang melanda tujuh kabupaten/kota di Bali dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mencapai 380 milimeter dalam sehari. Angka ini setara dengan curah hujan sebulan penuh dan jauh melebihi ambang batas hujan ekstrem secara klimatologis sebesar 150 milimeter per hari.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa fenomena ini bukan hanya dipengaruhi faktor lokal, tetapi juga gabungan kondisi atmosfer regional. Faktor-faktor tersebut meliputi Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, gelombang Rossby, hingga konvergensi angin yang berinteraksi dengan kondisi topografi khas Bali.
“Merujuk data, curah hujan di Bali normalnya tidak setinggi itu. Namun, kombinasi faktor regional seperti Madden Julian Oscillation, gelombang Kelvin, Rossby, ditambah kondisi lokal berupa konvergensi angin dan topografi Bali memicu pertumbuhan awan konvektif masif,” ujar Dwikorita, Sabtu, 12 September 2025.
Selain itu, BMKG mencatat bencana hidrometeorologi basah akibat hujan ekstrem tersebut menimbulkan lebih dari 120 titik banjir dan 18 titik longsor di berbagai wilayah Bali. Meski peringatan dini telah dikeluarkan sejak 5 September melalui berbagai kanal informasi, dampak bencana tetap meluas dan mengakibatkan kerusakan besar, termasuk terhadap infrastruktur dan permukiman warga.
BMKG menegaskan bahwa kejadian ini menjadi peringatan keras akan semakin seringnya fenomena cuaca ekstrem sebagai dampak nyata perubahan iklim. Kepala BMKG, Dwikorita meminta pemerintah daerah bersama masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari–Februari 2026.
“Kalau di musim peralihan saja hujan ekstrem bisa sebesar ini, maka pada puncak musim hujan nanti potensi risikonya akan jauh lebih tinggi. Ini bukti nyata perubahan iklim yang tidak bisa kita abaikan,” ucap Dwikorita Karnawati. Seperti dilansir dari antaranews.com.
Lebih lanjut, BMKG memastikan informasi peringatan dini potensi bencana sudah disampaikan melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk aplikasi digital, media sosial, hingga siaran televisi lokal di Bali. Pihaknya berharap pesan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan cepat oleh masyarakat maupun pemangku kepentingan agar risiko bencana dapat diminimalisir.