Ancaman Mikroplastik bagi Ekosistem Laut

Sampah plastik berbahaya bagi kehidupan laut dan kesehatan manusia.
Sumber :
  • https://www.freepik.com/free-ai-image/plastic-waste-quietly-gathers-ocean-unnoticed-by-marine-life_135009193.htm

Viva Bali – Laut adalah rumah bagi lebih dari dua juta spesies makhluk hidup dan merupakan penyedia oksigen terbesar di bumi. Namun, keindahan dan keseimbangan ekosistem laut kini sedang terancam oleh partikel yang sangat kecil namun mematikan, yaitu mikroplastik. Meski ukurannya kurang dari 5 milimeter, dampaknya sangat besar bagi lingkungan, kehidupan laut, dan bahkan kesehatan manusia.

Jorge Martin Diisukan Ingin Hengkang dari Aprilia

 

Mikroplastik terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

McLaren Pakai Livery Baru di GP Monako dan GP Spanyol

 

1.    Primary Microplastics

Banyak Cewek Gak Sadar Punya PCOS, Ini Tanda Bahayanya!

Primary microplastics adalah partikel plastik berukuran mikro yang diproduksi secara sengaja dalam skala industri untuk digunakan dalam produk konsumen atau keperluan industri.

Memiliki Ciri-Ciri Berikut Ini.

1)    Ukuran sangat kecil, umumnya kurang dari 1 mm, bahkan bisa mikron.

2)    Berbentuk butiran bulat halus, silinder, atau serpihan sangat kecil.

3)    Tidak terlihat kasat mata saat larut dalam air atau produk.

Contoh Produk Mengandung Primary Microplastics:

1)    Microbeads dalam produk kecantikan seperti scrub wajah, body wash, dan pasta gigi pemutih.

2)    Pelet plastik (nurdles), yaitu bahan baku utama dalam industri plastik sebelum dibentuk menjadi produk jadi.

3)    Produk pembersih industri yang menggunakan partikel abrasif mikro untuk menggosok permukaan logam.

Jenis ini mengalir ke sungai dan laut melalui saluran pembuangan rumah tangga atau industri karena tidak tersaring sepenuhnya oleh instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Paling banyak ditemukan di perairan perkotaan dan sedimen sungai.

 

2.    Secondary Microplastics

Secondary microplastics adalah partikel kecil plastik yang terbentuk secara tidak sengaja akibat degradasi plastik berukuran besar di lingkungan. Proses pembentukannya terjadi melalui beberapa mekanisme, seperti berikut.

1)    Fotodegradasi, yaitu pemecahan plastik akibat paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dalam jangka waktu lama.

2)    Abrasi mekanis, yakni gesekan terus-menerus dari ombak dan arus laut yang menyebabkan plastik retak dan pecah menjadi serpihan kecil.

3)    Degradasi kimia dan biologis, yaitu interaksi plastik dengan bahan kimia laut atau aktivitas mikroorganisme yang mempercepat proses peluruhan struktur plastik.

Contoh Sumber Plastik yang Terfragmentasi:

1)    Botol minuman plastik (PET).

2)    Kantong belanja plastic.

3)    Jaring ikan dan tali tambang dari nilon atau polietilen.

4)    Sedotan, kemasan makanan, styrofoam, dan bungkus sabun

 

Jenis mikroplastik ini banyak ditemukan di pantai, dasar laut, dan kolom air laut. Karena bentuk dan ukurannya menyerupai plankton atau makanan alami, partikel-partikel ini sering tertelan oleh hewan laut dan terakumulasi di dalam saluran pencernaan mereka. Secondary microplastics dianggap lebih berbahaya karena jumlahnya sangat besar dan penyebarannya sulit diprediksi. Selain itu, partikel ini juga dapat bertindak sebagai vektor (kendaraan) bagi zat beracun, seperti logam berat, polychlorinated biphenyls (PCB), dan pestisida, karena kemampuannya menyerap bahan kimia berbahaya dari lingkungan sekitar.

Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), sekitar 11 juta ton plastik masuk ke laut setiap tahunnya. Seiring waktu, sebagian besar limbah plastik ini akan terurai menjadi mikroplastik yang tersebar luas di berbagai lapisan laut. Berikut adalah beberapa dampak serius mikroplastik terhadap ekosistem laut.

 

1.    Tertelan oleh Makhluk Laut

Banyak spesies laut seperti plankton, ikan, ubur-ubur, dan burung laut tidak mampu membedakan mikroplastik dari makanan asli mereka. Ketika tertelan, mikroplastik dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti luka pada sistem pencernaan, penurunan nafsu makan, gangguan fungsi reproduksi, serta kematian, terutama pada hewan laut berukuran kecil

2.    Bioakumulasi dan Biomagnifikasi

Mikroplastik dapat menyerap zat kimia berbahaya dari lingkungan sekitarnya, seperti PCB (polychlorinated biphenyl) dan pestisida. Ketika mikroplastik ini dimakan oleh organisme laut, zat-zat beracun tersebut masuk ke dalam tubuh mereka. Seiring naiknya posisi dalam rantai makanan, racun ini akan terakumulasi dan termagnifikasi, hingga akhirnya dapat mencapai predator puncak, termasuk manusia.

3.    Kerusakan Terumbu Karang

Partikel mikroplastik yang menempel pada permukaan karang dapat menghambat penetrasi cahaya dan pertukaran oksigen, dua proses penting bagi kelangsungan hidup karang. Akibatnya, terjadi pemutihan karang (coral bleaching) dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian ekosistem terumbu karang yang sangat vital bagi keanekaragaman hayati laut.

4.    Gangguan Reproduksi Organisme Laut

Berbagai studi menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengganggu sistem hormonal pada ikan dan organisme laut lainnya. Dampaknya yaitu, penurunan produksi telur, hambatan dalam perkembangan larva, serta ketidakseimbangan hormon reproduksi.

Selain berdampak pada ekosistem laut, mikroplastik juga memiliki dampat terhadap manusia. Berikut beberapa dampak mikroplastik terhadap manusia.

 

1.    Konsumsi Mikroplastik Secara Tak Sengaja

Mikroplastik kini telah ditemukan dalam berbagai sumber konsumsi harian seperti kerang, ikan, garam laut, air minum kemasan, bahkan udara yang kita hirup. Menurut penelitian dari World Health Organization (WHO), rata-rata manusia tanpa sadar mengonsumsi sekitar 5 gram mikroplastik per minggu setara dengan ukuran satu kartu kredit. Jumlah ini tentu tidak bisa diabaikan karena akumulasinya berpotensi membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.

2.    Risiko Gangguan Hormon dan Kanker

Banyak mikroplastik mengandung aditif kimia berbahaya seperti Phthalates (pengganggu hormon reproduksi) dan Bisphenol A (BPA) (zat kimia yang mengganggu sistem endokrin). Zat-zat ini dapat memicu gangguan hormonal, mengacaukan sistem metabolisme, dan bahkan berpotensi meningkatkan risiko kanker jika terakumulasi dalam tubuh dalam jangka waktu lama.

Mikroplastik adalah musuh tak kasat mata yang nyata. Ia tidak hanya merusak ekosistem laut tetapi juga mengancam kesehatan manusia melalui rantai makanan. Memulai langkah kecil di rumah, seperti menghindari plastik sekali pakai, memilih produk bebas mikroplastik, dan memilah sampah, adalah kontribusi besar untuk melindungi lautan dan masa depan generasi mendatang.