Mandi Jadi Drama? Ini Cara Cerdas Atasi Anak yang Susah Selesai Mandi

Ilustrasi anak-anak sedang mandi di pinggir sungai.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/photo-of-boys-playing-together-2949529/

“Kalau orang tua yang pasang timer, anak merasa kendali ada di tangan orang tua. Tapi kalau anak sendiri yang pasang, dia merasa punya tanggung jawab,” jelasnya.

Sarwendah Ungkap Kesedihannya Sehari Sebelum Ayahanda Meninggal

Dengan cara ini, anak mulai belajar mengelola waktu dan merasa dihargai. Rasa memiliki terhadap aturan juga meningkat, sehingga kemungkinan munculnya tantrum jadi lebih kecil.

Selain batas waktu, orang tua juga bisa memberikan insentif berbentuk aktivitas menarik setelah mandi, seperti bermain bersama, menonton film favorit, atau membaca buku. Namun Pritta mengingatkan agar ini bukan jadi bentuk sogokan, melainkan bagian dari kesepakatan yang dibuat bersama anak dan bersifat konkret.

Kopi Bali, Aroma Tradisi di Setiap Tegukan

“Hal menarik itu harus nyata dan anak punya andil dalam membuat kesepakatannya. Jadi bukan cuma ‘ayo cepat mandi nanti main’, tapi ‘kalau kamu selesai mandi 10 menit, kita bisa main dinosaurus selama 15 menit’. Ini bentuk kerja sama yang sehat,” kata Pritta.

Lebih dari sekadar menyelesaikan rutinitas, pendekatan ini juga membantu anak belajar mengatur waktu, memahami batasan, dan mengelola emosi sejak dini. Anak merasa dihargai, didengarkan, dan diajak bekerja sama dalam proses yang menyenangkan.

Konten Pendek Bisa Berdampak Panjang

“Kalau komunikasi dan aturannya tepat, anak enggak perlu dimarahi atau diancam. Dia justru belajar disiplin karena merasa punya kendali,” pungkas Pritta.

Tips Praktis untuk Orang Tua:

Halaman Selanjutnya
img_title