Thrift vs Preloved, Beda Tapi Sering Disangka Sama, Ini Bedanya !
- https://images.pexels.com/photos/5709656/pexels-photo-5709656.jpeg
Lifestyle, VIVA Bali – Kamu pasti sudah familiar dengan istilah thrift dan preloved. Tren ini makin populer sejak pandemi, saat banyak orang mulai decluttering dan menyortir isi lemari dan menjual pakaian layak pakai yang sudah jarang digunakan. Sejak itu, bermunculan akun jual-beli pakaian bekas di media sosial yang mengusung konsep thrift atau preloved. Didukung oleh para influencer dan kampanye sustainable fashion, tren ini jadi makin digemari. Selain tampilannya yang unik dan vintage, membeli pakaian bekas juga membantu mengurangi limbah tekstil. Keren, kan ?
Tapi hati-hati fashion lovers, meski terdengar mirip, thrift dan preloved punya makna berbeda. Yuk, simak penjelasannya biar nggak salah paham !
Pengertian Thrift
Thrift berarti membeli barang bekas, seperti baju, celana, tas, atau sepatu. Barang-barang ini biasanya berasal dari brand (barang reject) atau impor pihak ketiga. Berbeda dari sistem tukar barang, thrift shop fokus pada penjualan barang bekas milik penjual kepada pembeli. Kamu bisa thrifting langsung di toko fisik maupun via online shop. Di Jakarta, tempat populer untuk thrifting adalah Pasar Senen, Pasar Baru, dan Blok M Square. Soal harga ? Bervariasi, tergantung kondisi dan bahan barang. Tapi jangan kaget, kamu bisa temukan hidden gems mulai dari Rp5.000 aja !
Pengertian Preloved
Berbeda dari thrift, preloved berarti menjual barang pribadi milik seseorang. Tak jarang, sistemnya bisa berupa tukar barang antar kerabat atau teman. Barang preloved tak hanya pakaian, tapi juga aksesori, handphone, hingga tas branded. Kalau ingin jual preloved, cukup unggah foto dan harga barang di akun media sosial pribadimu. Simple dan praktis !