Semarak Nyongkolan, Harmoni Tradisi Sasak di Tengah Irama Kecimol

Iringan Kecimol semarakkan pengantin dalam prosesi Nyongkolan
Sumber :
  • Moh Helmi/ VIVA Bali

Lombok Barat, VIVA Bali –Tradisi pernikahan khas masyarakat Sasak, Nyongkolan, kembali digelar meriah di Dusun Kebon Kongok, Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Acara yang berlangsung sore hari ini  memperlihatkan kekayaan budaya lokal dengan iringan musik tradisional Kecimol yang menghidupkan suasana, Senin, 9 Juni 2025.

Ngopi Bareng Sopir, Polda NTB dan Polres Lobar Sasar Pelabuhan Gili Mas, Ingatkan Bahaya Laka Lantas & ODOL

“Nyongkolan ini bukan sekadar prosesi adat biasa, tetapi bentuk penghormatan terhadap nilai budaya yang di warisi dari leluhur,” ujar Emi, salah seorang warga yang turut menyambut rombongan pengantin. Ia menegaskan bahwa Nyongkolan memiliki makna mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan komunitas.

Iringan Kecimol semarakkan pengantin dalam prosesi Nyongkolan

Photo :
  • Moh Helmi/ VIVA Bali
29 Pelanggar Terjaring di Hari Pertama, Polres Lobar Tancap Gas Laksanakan Ops Patuh 2025

Dalam acara tersebut, ratusan warga turut menyemarakkan arak-arakan pengantin pria menuju kediaman mempelai wanita. Musik Kecimol mengiringi langkah-langkah mereka dengan irama riang, menghadirkan semangat dan kegembiraan sepanjang perjalanan.

“Yang membuat Nyongkolan semakin semarak adalah Kecimol ini. Tapi kadang  juga gabungan dengan Gendang Beleq, jadi suasananya semakin meriah,” tambah Emi sambil tersenyum.

Akhir Sengketa,Tapal Batas Lombok Barat dan Lombok Tengah Resmi Disepakati

Iringan Kecimol semarakkan pengantin dalam prosesi Nyongkolan

Photo :
  • Moh Helmi/ VIVA Bali

Dalam kegiatan adat seperti Nyongkolan. “Kami ingin tradisi ini tidak hanya jadi tontonan, tapi juga menjadi kebanggaan dan identitas masyarakat Sasak. Kami bersyukur masih banyak anak muda yang mau belajar dan ikut menjaga budaya ini,” katanya.

Menurutnya, musik Kecimol dan Gendang Beleq bukan hanya hiburan semata, tetapi simbol semangat gotong royong dan kebersamaan. “Keduanya menjadi ciri khas dalam setiap prosesi adat, dan harus dijaga keberlangsungannya,” ujar Emi