Mengenal Keunikan Tradisi Pemakaman Terbuka di Desa Trunyan
- http://balilostadventure.com/
Taru Menyan si Pohon Keramat Penetral Bau
Pohon Taru Menyan menjadi pusat dari seluruh tradisi ini. Pohon ini hanya tumbuh di kawasan pemakaman Desa Trunyan dan tidak ditemukan di tempat lain. Warga percaya bahwa pohon ini bersifat keramat, dan aromanya yang kuat merupakan pemberian dari roh leluhur. Bahkan, warga tidak berani menebang atau menyentuh pohon ini sembarangan karena dianggap bisa mendatangkan musibah.
Bau wangi yang dikeluarkan oleh pohon Taru Menyan menjadi faktor alami yang mendukung tradisi pemakaman terbuka ini bisa tetap dijalankan selama ratusan tahun. Ini juga yang membedakan Trunyan dari desa-desa adat Bali lainnya.
Akses Menuju Desa Trunyan
Untuk mencapai Desa Trunyan, pengunjung harus menuju ke Desa Kedisan, yang berada di tepi Danau Batur. Dari sini, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu motor selama kurang lebih 30–45 menit menyusuri danau menuju lokasi pemakaman. Akses jalan darat ke Trunyan sangat terbatas karena kontur geografisnya yang curam dan berbukit-bukit.
Karena keunikannya, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara tertarik mengunjungi desa ini. Namun, pengunjung diharapkan menjaga sikap sopan dan tidak mengganggu ritual atau tempat suci, karena lokasi ini masih aktif digunakan oleh warga sebagai pemakaman tradisional.