Potensi Energi Matahari di Bali Sebesar 12.000 Megawatt, Swiss-Belresort Pecatu Pelopori PLTS Atap

Peresmian PLTS Atap di Swiss Belresort Pecatu Bali
Sumber :
  • Maha Liarosh/ VIVA Bali

Transisi energi PLTS Atap membutuhkan waktu dan tantangan tersendiri, terutama penggunaan lahan cukup besar. Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andriah Feby Misna mengungkapkan, untuk menghasilkan daya 1 megawatt diperlukan lahan seluas 1 hektar.

“Akuisisi lahan juga membutuhkan waktu, tapi seperti wilayah Jawa akan memanfaatkan waduk dan danau atau bangunan gedung untuk pemasangan PLTS Atap,” kata Andriah.

Di sisi lain, ada target kuota penggunaan PLTS Atap yang harus tercapai di tengah kendala yang dihadapi. Kuota pengembangan sistem PLTS Atap di Indonesia untuk periode 2024-2028 telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar 1.593 MW.

“Kuota PLTS atap di Bali sebesar 6,9 MW, sampai tahun ini baru tercapai 2,5 MW, masih banyak kuota yang disediakan belum tercapai,” kata Andriah.

Di tahun 2024 kuota yang tercapai dari PLTS Atap secara nasional sebesar 14,1%. Sedangkan tahun 2025 target yang harus tercapai sebesar 23%. 

Dalam pemasangan PLTS atap,  Swiss Belresort Pecatu bekerja sama dengan Xurya Daya Indonesia (Xurya), perusahaan energi terbarukan yang berbasis di Indonesia.

Managing Director Xurya Eka Himawan dengan pemanfaatan PLTS atap, Swiss-Belresort Pecatu ini tidak hanya mencerminkan efisiensi energi tetapi juga berkontribusi besar dalam pengurangan emisi karbon sebesar 220.207 kilogram per tahun atau setara dengan menanam sekitar 2.953 pohon.