Jepang Krisis Populasi, Jumlah Warga Negara Turun 898 Ribu Jiwa

Hiruk-pikuk warga Jepang di persimpangan Shibuya, Tokyo
Sumber :
  • https://unsplash.com/photos/group-of-person-on-street-Hhcn6yy3Uo8

Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi dalam konferensi pers menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen membantu generasi muda yang enggan memiliki anak karena tekanan ekonomi. 

"Kita pahami penurunan angka kelahiran ini terus berlanjut karena banyak masyarakat yang ingin membesarkan anak tapi tidak mampu memenuhi keinginan mereka," kata Yoshimasa Hayashi dalam konferensi pers pada Senin (14/5) dikutip dari DW. 

Pemerintah Jepang, kata dia, tengah menggenjot peningkatan upah bagi kaum muda, serta memperluas dukungan pengasuhan anak. 

Pemerintah Jepang juga telah membuka peluang kerja bagi warga negara asing muda, tapi kebijakan imigrasi negara tersebut tetap ketat, hanya memperbolehkan pekerja asing tinggal sementara. 

Bahkan, pada 2023, Perdana Menteri saat itu, Fumio Kishida, berjanji akan mengalokasikan dana sekitar 3,5 triliun yen (sekitar Rp 370 triliun) setiap tahun untuk mendukung pengasuhan anak dan berbagai kebijakan penunjang keluarga. 

"Kami akan menggalakkan langkah-langkah komprehensif untuk mewujudkan masyarakat di mana setiap orang yang ingin punya anak akan bisa punya anak dan membesarkan mereka dengan pikiran tenang," kata Hayashi.