Kronologi Penculikan Kacab Bank Hingga Dibuang, Sempat Tak Sesuai Skenario!

Penampakan pelaku penculikan dan pembunuhan Kacab Bank
Sumber :
  • https://www.viva.co.id/foto/1848908-terkuak-motif-penculikan-sadis-tewaskan-kacab-bank-di-cempaka-putih-ternyata-demi-uang-di-rekening-dormant?page=2

Jakarta, VIVA Bali –Polisi akhirnya mengungkapkan kronologi penculikan Kacab Bank, dimulai dengan tim penjemput tak datang, safehouse mangkrak, korban Ilham Pradipta tewas tragis di Cikarang.

Kasus penculikan yang menimpa Kepala Cabang (Kacab) sebuah bank, Ilham Pradipta kini terungkap dengan rinci. 

Polda Metro Jaya menguraikan bagaimana upaya penculikan yang awalnya terencana justru berakhir tragis, membuat korban ditemukan tewas di Cikarang. 

Kronologi peristiwa ini memperlihatkan rencana yang gagal dan keputusan yang fatal.

Menurut Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, awal mula kasus ini berawal dari pelaku berinisial C alias Ken yang berencana melakukan pemindahan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan. 

Untuk mewujudkan niat itu, Ken melibatkan DH sebagai orang yang mencari Kacab bank yang bisa diajak bekerja sama.

“Pada intinya, mereka merencanakan dua opsi. Pertama, melakukan pemaksaan dengan kekerasan, lalu korban dibebaskan. Kedua, pemaksaan dengan kekerasan yang berujung pada penghilangan nyawa jika rencana berhasil,” jelas Wira. Selasa, 16 September 2025.

Awalnya di tanggal 12 Agustus 2025, DH dan C sepakat menjalankan opsi pertama, yakni melakukan pemaksaan namun korban akan dilepaskan setelahnya. 

Namun rencana itu segera berubah ketika beberapa pertemuan lanjutan digelar untuk menyiapkan aksi lebih serius.

Empat hari kemudian, DH bertemu dengan pelaku JP untuk menilai ada atau tidaknya pihak lain, baik preman, sipil, maupun aparat yang dapat mengganggu rencana penculikan.

Keesokan harinya, JP menghubungi pelaku N di kawasan Cibubur untuk menindaklanjuti koordinasi.

Malam itu, DH mendatangi rumah N untuk bertemu JP dan AAM, membahas persiapan penculikan terhadap korban.

“Pertemuan itu bertujuan menyiapkan tim penculikan, memetakan alamat, dan memastikan peran masing-masing pelaku. DH dan AAM bertugas menyiapkan tim untuk mengikuti korban, sementara JP menyiapkan tim penguntit dan tim penculik tambahan,” terang Wira.

Selanjutnya, N menghubungi FH yang akan menjadi bagian dari tim penculik. 

Pada 19 Agustus 2025, sekitar pukul 10.00 WIB, F bertemu dengan E, dan bersama B, R, serta A, mereka mulai menyusun strategi penculikan. 

Foto korban pun diserahkan kepada tim pelaksana agar lebih mudah mengenali target.

Skenario awal melibatkan safehouse sebagai lokasi sementara sebelum pemaksaan dana dari korban. 

JP, D, dan AAM menguasai lokasi, menunggu tim penjemput yang akan membawa korban ke safehouse. 

Namun, rencana ini tidak berjalan mulus karena tim penjemput tak kunjung datang. 

Sementara itu, kondisi korban mulai melemah akibat keterikatan tangan dan kaki serta mulut yang dilakban.

“Korban telah berada di mobil Fortuner hitam di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, pukul 21.00 WIB, menunggu kedatangan tim penjemput. Sayangnya, mereka tidak muncul. Dalam kondisi itu, para pelaku memutuskan untuk membuang korban di Serang Baru, Cikarang,” jelas Wira.

Pukul 05.30 WIB keesokan harinya, korban ditemukan dalam kondisi tragis. 

Polisi dari Polsek Cikarang segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Kondisi korban memperlihatkan tanda-tanda pengikatan dan penyekapan, dengan tangan dan kaki terikat serta mulut dilakban.

Polisi telah mengidentifikasi setidaknya 15 tersangka yang terlibat, masing-masing dengan peran berbeda, mulai dari penyusup informasi, penguntit, eksekutor, hingga pengatur logistik. 

Aksi ini juga terekam CCTV dan viral di media sosial, sehingga memudahkan penegak hukum melacak pergerakan pelaku.

Hingga kini, pihak kepolisian masih memburu tersangka yang belum ditangkap. 

Penyelidikan juga terus dilakukan untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain dan memastikan semua pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya.