Polisi Bongkar Motif Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Incar Rekening Dormant?
- https://m.antaranews.com/berita/5112669/ini-kata-polisi-motif-para-penculik-kacab-bank-jakarta?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=latest_category
Jakarta, VIVA Bali –Polisi ungkap motif gelap di balik penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN. Korban diduga jadi target karena rekening dormant bernilai fantastis yang coba digarap pelaku.
Polda Metro Jaya akhirnya membeberkan motif di balik kasus penculikan dan pembunuhan tragis terhadap seorang kepala cabang pembantu (KCP) bank berinisial MIP.
Fakta terbaru menunjukkan, para tersangka ternyata mengincar dana dalam rekening dormant atau rekening pasif yang nilainya disebut fantastis.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Wira Satya Triputra, menjelaskan bahwa dalang utama dalam kasus ini adalah tersangka berinisial C alias Ken.
C disebut sudah merancang rencana kriminal dengan sangat matang, termasuk membentuk jaringan, tim IT, hingga rekening penampungan khusus untuk menyalurkan uang hasil kejahatan.
“C bahkan menyiapkan tim IT khusus dan berbagai rekening untuk menampung uang tersebut. Namun, untuk mengeksekusi rencana itu, mereka membutuhkan otoritas kepala cabang bank,” ujar Wira dalam konferensi pers. Selasa, 16 September 2025.
Wira menegaskan, peran kepala cabang sangat vital dalam skema ini.
Tanpa persetujuan atau otoritas dari pimpinan cabang, akses ke rekening dormant mustahil dilakukan.
Itulah sebabnya korban MIP, yang menjabat sebagai kepala cabang pembantu sebuah bank BUMN, menjadi target utama kelompok ini.
Dalam aksinya, C tidak sendirian karena dirinya menggandeng Dwi Hartono (DH), seorang pengusaha sekaligus motivator, untuk mencari kepala cabang bank yang bisa diajak bekerja sama.
Dari sinilah nama MIP masuk dalam radar mereka.
“Informasi soal rekening dormant ini diperoleh C dari seorang temannya berinisial S. Namun, identitas S masih misteri dan sedang kami dalami lebih lanjut,” tambah Wira.
Menurut polisi, dana dormant menjadi sasaran karena relatif jarang disentuh nasabah.
Rekening pasif ini biasanya berisi saldo lama yang tidak aktif digunakan, sehingga dianggap “lahan empuk” oleh para pelaku kejahatan.
C alias Ken disebut memiliki akses terhadap sejumlah data rekening dormant dari berbagai bank.
Dengan bantuan DH, ia mencoba menyusun strategi untuk mengalihkan dana ke rekening penampungan yang sudah disiapkan.
Namun, akses penuh tetap membutuhkan tanda tangan atau otoritas pejabat setingkat kepala cabang.
Hal inilah yang kemudian memicu skenario penculikan, dengan harapan korban bisa dipaksa memberikan otorisasi.
Hingga kini, sebanyak 15 orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari sipil hingga oknum aparat.
Salah satunya adalah anggota TNI berinisial Kopda FH, yang saat ini ditahan di Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya).
Keterlibatan FH disebut terkait dengan dukungan logistik dan operasional penculikan.
FH diduga menerima aliran dana untuk membiayai kebutuhan tim di lapangan.
Polisi menegaskan masih terus memburu beberapa pihak lain yang terlibat, termasuk mengusut peran S, sosok misterius yang diduga memberikan informasi awal tentang rekening dormant.
Meski motif penculikan berkaitan langsung dengan sistem perbankan, Polda Metro Jaya memastikan belum ada bukti keterlibatan pegawai bank lain selain korban.
Semua skenario dirancang secara eksternal oleh jaringan kriminal yang dipimpin C alias Ken.
“Sejauh ini, tidak ada indikasi pegawai bank lain ikut terlibat. Rencana ini murni inisiatif kelompok pelaku dengan memanfaatkan informasi yang mereka dapat,” tegas Wira.
Polisi belum mau membeberkan berapa besar nominal dana dormant yang menjadi incaran para tersangka.
Namun, berdasarkan keterangan penyidik, jumlahnya cukup besar hingga membuat kelompok ini nekat menjalankan skema penculikan yang berujung maut.
Kasus ini pun menjadi sorotan publik, tidak hanya karena melibatkan jaringan kriminal terorganisir, tapi juga karena membuka mata tentang potensi rawan penyalahgunaan rekening dormant di perbankan nasional.
Polda Metro Jaya menegaskan penyelidikan masih berlanjut.
Fokus utama saat ini adalah membongkar aliran informasi soal rekening dormant serta melacak pihak-pihak yang masih buron.