Buleleng Segera Miliki Bandara Berkelas Dunia, Nilai Investasi Rp50 Triliun Diklaim Tak Bebani APBN
- Dok. Humas PT BIBU/ VIVA Bali
Buleleng, VIVA Bali –Impian warga Buleleng akan memiliki bandara baru kelas dunia, nampaknya segera tercapai.
PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti sebagai penggagas proyek strategis ini menggandeng dua BUMN, yakni PT LEN Industri (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Bandara dengan nilai spektakuler yakni Rp50 triliun ini rencananya akan dibangun di kawasan Kubutambahan.
Pendanaan pembangunan bandara ini 100 persen pendanaan dari swasta, dan tak membebani APBN
“Investasi ini didukung konsorsium global termasuk dari Tiongkok. Kami ingin menghadirkan bandara berkelas dunia sebagai ikon kemajuan Indonesia,” ungkap CEO PT BIBU, Erwanto Sad Adiatmoko, dalam rilis yang diterima Bali.viva.co.id, Minggu, 14 September 2025.
Bandara akan berdiri di lahan seluas 800 hektare dan dirancang dapat menampung hingga 40 juta penumpang per tahun, dengan runway berkelas Code F untuk pesawat raksasa seperti Airbus 380 dan boeing 777.
Bandara juga akan dilengkapi terminal modern, aerotropolis dan aerocity yang terintegrasi untuk mendorong ekosistem ekonomi baru di Bali Utara.
“Ini momentum bersejarah Bandara Bali Utara akan menjadi etalase transformasi digital transportasi udara sekaligus memperkuat industri dirgantara nasional,” kata CEO PT LEN Industri, Joga Dharma Setiawan.
Proyek ini juga mandat langsung dari Presiden Prabowo Subianto melalui Perpres No. 12/2025, yang menginginkan Bali memiliki bandara berkelas dunia seperti Singapura dan Hongkong.
Kehadiran Bandara Bali Utara ini diproyeksikan bukan hanya sebagai solusi kepadatan yang terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, tetapi menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru yang menghubungkan Indonesia ke dunia.
Sementara keterlibatan PT DI akan mendukung aspek aeronautika, perawatan pesawat dan pengembangan fasilitas maintenance, repair and overhaul di kawasan bandara.
“Kami melihat pembangunan Bandara Bali Utara ini sebagai momentum strategis untuk memperkuat ekosistem industri dirgantara nasional,” kata CEO PT DI, Gita Amperiawan.
Seperti diketahui, Bandara Internasional Bali Utara ini masuk dalam salah satu proyek Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Proyek pembangunan bandara di Buleleng disambut positif Tokoh Masyarakat Buleleng, Nyoman Shuida, yang juga mantan Deputi Menko PMK.
“Selama ini warga Buleleng berbondong-bondong mencari nafkat di Bali Selatan. Dengan proyek ini, diperkirakan mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja,” ungkap Shuida.
Bandara ini nantinya memiliki runway sepanjang 3.600 meter dan lebar 45 meter, sementara terminal kargo berkapasitas hingga 110 ribu ton per tahun.
“Keberadaan bandara ini juga diharapkan dapat menutup kesenjangan pembangunan antara Utara dan Selatan,” ujar Shuida lagi.