Peluncuran Desa Bisa Ekspor, Sebanyak 12,5 Ton Kakau Jembrana di Ekspor ke Prancis

Pelepasan Ekspor Kakau Jembrana ke Prancis
Sumber :
  • I Nyoman Sudika / VIVA Bali

"Kalau desa maju, Indonesia pasti maju. Kita punya potensi besar dari hasil pertanian, budaya, hingga inovasi kreatif. Pemerintah pusat akan terus mendukung, termasuk pembiayaan jika diperlukan," tegasnya.

Wamendes PDT juga mengingatkan tentang pesan Presiden RI agar semua program dijalankan dengan prinsip 3T yakni Terbaik, Terbanyak, dan Tercepat.

"Kita tidak boleh santai. Produk-produk desa harus terbaik kualitasnya, dalam jumlah yang banyak, dan cepat masuk ke pasar. Ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekonomi desa, dan pada akhirnya menyejahterakan masyarakat," tambah Riza Patria.

Bupati I Made Kembang Hartawan bersama Wabup I Gede Ngurah Patriana Krisna menyatakan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat desa agar mampu bersaing di level nasional maupun internasional. Program Desa Bisa Ekspor menjadi salah satu langkah strategis untuk mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal.

Program perdana di Desa Devisa Kakao Jembrana, melibatkan 13 desa dengan 609 petani yang 14 persen di antaranya perempuan. Program perdana ini juga berfokus pada produk kakao fermentasi.  Produk tersebut kini telah berhasil menembus pasar ekspor ke Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Jepang, dan Australia.

“Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta, kedepan Jembrana dapat menjadi salah satu pionir desa ekspor yang berdaya saing tinggi di pasar global,” harapnya.

Dalam peluncuran Desa Bisa Ekspor dilepas secara simbolis ekspor produk desa yakni ekspor kakau Jembrana ke Prancis, Produk Holtikultura ke Singapura dan Perikanan ke Pilipina.